Aparat Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Gianyar, Bali, tidak memantau aktivitas warga negara asing (WNA) di wilayahnya. Mereka akhirnya tidak mengetahui jika ada WNA yang membuat pabrik narkoba di salah satu vila.
"Banyak vila di sini, tetapi saya tidak tahu persis berapa jumlahnya dan siapa yang tinggal," kata Kepala Dusun Keliki Kawan, Desa Kelusa, I Nyoman Subur, Selasa (23/7/2024).
Subur mengungkapkan ia tidak mengetahui kegiatan turis yang lama tinggal, termasuk pabrik narkoba yang dibangun di lahan depan sebuah vila. Laboratorium narkoba itu dibangun WN Filipina berinisial DAS. Vila disewa oleh PMS (ibu DAS) dan DOS (adik DAS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, tersangka ini pernah saya lihat belanja di warung dan ngekos di dekat sini, tetapi saya tidak tahu persis di mana," imbuhnya.
Menurut Subur, banyak vila yang disewakan di wilayah Kecamatan Ubud, Payangan, dan Tegallalang. Berbagai vila itu disewakan secara pribadi dan disewa oleh WNA.
"Terus terang, untuk pendataan di wilayah kami, kami hanya mendapatkan data dari pemilik vila tanpa menemui langsung WNA yang tinggal," ungkapnya.
Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) menggerebek laboratorium narkoba rahasia (clandestine lab) yang dikendalikan WNA di Bali. Kali ini, pabrik narkoba itu ditemukan di sebuah vila di Dusun Keliki Kawan, Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Gianyar.
Deputi Pemberantasan BNN Irjen I Wayan Sugiri mengungkapkan laboratorium itu memproduksi narkoba jenis baru yang pertama kali ditemukan di Indonesia, yakni Dimethyltryptamine (DMT). Petugas mengamankan tiga orang asal Filipina, yakni laki-laki berinisial DAS (28) dan dua perempuan berinisial PMS (ibu DAS) dan DOS (adik DAS).
"(DMT) ini merupakan pertama kalinya di Indonesia untuk pembuatannya. DMT memerlukan proses yang panjang hingga mendapatkan hasil akhir dalam bentuk padatan maupun cairan," ungkap Sugiri saat konferensi pers di lokasi, Selasa (22/7/2024).
(iws/dpw)