Badan Narkotika Nasional (BNN) RI menemukan laboratorium narkoba rahasia (clandestine lab) di vila Mama Ji House, Jalan Keliki Kawan, Dusun Keliki Kawan, Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Gianyar, Bali. Pabrik narkoba itu diinisiasi warga negara (WN) Yordania berinisial AMI.
Kepala BNN RI, Komjen Marthinus Hukom, mengatakan timnya turut menggeledah sebuah rumah di kawasan Jalan Raya Bunutan, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, yang diduga tempat tinggal AMI. WN Yordania itu tidak berada di lokasi saat penggeledahan.
Marthinus mengungkapkan AMI tidak berada di rumah yang disewanya sejak 2023 tersebut karena sedang berada di luar negeri. "Berdasarkan catatan imigrasi, AMI keluar negeri pada 3 Juli 2024 dan saat ini belum datang ke Bali," jelas Marthinus saat konferensi pers di lokasi clandestine lab narkoba, Selasa (22/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Martinus, tim Deputi Pemberantasan BNN menemukan barang bukti berupa bahan-bahan kimia dan beberapa alat yang diduga digunakan membuat narkotika jenis DMT saat penggeledahan. Barang bukti itu dikemas dalam botol kecil berisikan cairan kental warna kekuningan.
"Hasil uji laboratorium, isi cairan dalam botol kecil tersebut mengandung narkotika jenis DMT yang diduga hasil dari produksi di lab narkoba rahasia," ungkap jenderal polisi berpangkat bintang tiga itu.
BNN kini masih berupaya mengejar AMI hingga ke luar negeri. Red notice telah dikeluarkan guna menangkap WN Yordania itu.
Direktur Interdiksi Narkotika Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Syarif Hidayat, mengatakan semua barang-barang yang digunakan dalam produksi narkoba ada dalam perdagangan dalam negeri.
"Kami menelusuri bersama BNN dan pengawasan terhadap marketplace, ini merupakan pembelian-pembelian online, jadi satu tempat ke tempat lain dan mengerucut di tempat ini," jelasnya.
Bahan-bahan kimia yang digunakan tidak dilarang dalam peredaran, tetapi dapat menimbulkan reaksi kimia baru jika dicampurkan. Salah satunya aseton yang bisa digunakan jika dilakukan reaksi kimia.
"Aseton kan setiap hari untuk pembersih kuku, bahkan bisa dipakai bahan baku bom jika bertemu dengan bahan lain akan terjadi reaksi kimia menghasilkan satu benda baru, dan jika digunakan sangat bahaya," ungkapnya.
Sementara tanamannya berasal dari daerah Amazon, Amerika Latin, yang biasanya digunakan untuk ritual-ritual magis. Namun, saat ini disalahgunakan untuk membuat hal-hal sensasi dalam bentuk narkoba.
"Bahan lain juga ada di Indonesia, seperti kratom dan lain-lain. Itu harus diteliti lebih lanjut, dan apa pun yang mengganggu sistem saraf akan mengganggu kesehatan mental," jelasnya.
(iws/gsp)