Keluarga Laporkan Kejanggalan Kematian Serda Didin ke Kodam Udayana

Denpasar

Keluarga Laporkan Kejanggalan Kematian Serda Didin ke Kodam Udayana

Ida Bagus Putu Mahendra - detikBali
Senin, 22 Jul 2024 18:15 WIB
Potret mendiang Serda Didin yang bertugas di Yonif 762/VYS. Diduga meninggal dunia akibat tindak kekerasan. (Ist)
Potret mendiang Serda Didin yang bertugas di Yonif 762/VYS. Diduga meninggal dunia akibat tindak kekerasan. (Foto: Istimewa)
Denpasar -

Serda I Gede Didin Saputra meninggal dunia di RSUD Sele Be Solu, Sorong, Papua, pada Minggu (7/7/2024). Keluarga menduga Serda Didin meninggal dunia akibat tindak kekerasan.

Ayah Serda Didin, I Komang Sudiasa, mengungkapkan dia terakhir berkomunikasi dengan anaknya pada 4 Juli lalu. Anggota TNI itu juga tak pernah menceritakan tentang kondisinya di sana.

Namun, Sudiasa akhirnya menemukan bukti percakapan yang menurut keluarga mengindikasikan Didin mengalami kekerasan. Percakapan itu terjadi antara mendiang Serda Didin dengan seseorang perempuan yang diduga adalah kekasihnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada detikBali, Sudiasa mengungkapkan Serda Didin sempat berkeluh kesah kepada kekasihnya bahwa sebelum sakit, Serda Didin sempat tercekik. Namun tidak dijelaskan apakah dia dicekik orang lain atau tercekik (bahasa sehari-hari tersedak) makanan.

"Dia cerita sama teman lewat WhatsApp bahwa dia sebelum sakit sempat kecekek. (Mengeluh ke) teman dekatnya, mungkin pacar," ungkap Sudiasa saat dihubungi detikBali, Senin (22/07/2024).

Kepada kekasihnya, Serda Didin mengaku nyaris meninggal dunia akibat cekikan. Hal ini yang kemudian membuat Serda Didin mengalami sakit. Didin akhirnya berhasil selamat dari cekikan itu atas bantuan dari rekannya.

Pihak keluarga makin yakin Didin mengalami kekerasan karena kondisi jenazah yang tak biasa. Ada banyak lebam pada tubuhnya.

"Keputusan saya sebagai ortu karena mayatnya banyak lebam jadi saya putuskan untuk autopsi," ungkapnya.

Dari hasil autopsi sementara, Serda Didin diduga meninggal dunia lantaran adanya kekerasan benda tumpul. Tanda kekerasan itu disebut berada pada bagian ulu hati.

"Dan hasil sementara meninggal karena kekerasan benda tumpul di ulu hati," terang Sudiasa.

Atas kejadian itu, Sudiasa juga telah melapor ke Pomdam IX/Udayana pada Selasa (16/7/2024). Sudiasa melaporkan, terjadi tindak kekerasan hingga menyebabkan meninggal dunia atas nama putranya. Laporan Sudiasa kemudian ditindaklanjuti dengan pemeriksaan dirinya pada Senin (22/07/2024).

Diketahui, mendiang Didin dilantik di Depo Pendidikan Latihan dan Pertempuran (Dodiklatpur) Resimen Induk Kodam (Rindam) IX/Udayana di Pulaki pada Senin (3/6/2024). Tak berselang lama, mendiang Serda Didin bertolak ke Surabaya.

Perjalanan mendiang Serda Didin ke Papua berlangsung pada Kamis (6/6/2024) lalu. Menggunakan kapal laut dari Surabaya, dia tiba di Papua Yonif 762/VYS Kodam XVIII/Kasuari pada Jumat (14/06/2024).

"Tanggal 6 Juni berangkat naik kapal laut dari Surabaya ke Papua, tanggal 14 (Juni 2024) sampai di Batalyon 762/ VYS Sorong," terang Sudiasa.

Mendiang Serda Didin pertama kali mengeluhkan demam disertai sakit perut pada Minggu (30/6/2024). Didin disebut sempat mendapat perawatan di klinik batalion.

Lantaran kondisinya yang makin memburuk, dia kemudian dibawa ke RSUD Sele Be Solu pada Minggu (7/7/2024). Sekitar pukul 23.30 WIT, Didin mengembuskan napas terakhir.




(dpw/gsp)

Hide Ads