Dokter di Kupang Dikeroyok Dua Rekan Kerja, Pj Bupati Turun Tangan

Dokter di Kupang Dikeroyok Dua Rekan Kerja, Pj Bupati Turun Tangan

I Wayan Sui Suadnyana, Yufengki Bria - detikBali
Senin, 10 Jun 2024 15:37 WIB
Pj Bupati Kupang Alexon Lumba saat diwawancarai detikBali di kantornya, Senin (10/6/2024). (Yufengki Bria/detikBali)
Foto: Pj Bupati Kupang Alexon Lumba saat diwawancarai detikBali di kantornya, Senin (10/6/2024). (Yufengki Bria/detikBali)
Kupang -

Dokter di Puskesmas Lelogama, Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Everd Roys Ndoen, dikeroyok dua rekannya, Febian Pareira dan Alfred. Penjabat (Pj) Bupati Kupang, Alexon Lumba, turun tangan menangani kasus tersebut.

Alex meminta polisi agar segera menindaklanjuti penganiayaan Everd. "Saya sudah telepon Pak Kapolsek agar segera atensi dan tolong percepat (penanganan) kasus tersebut karena itu merupakan tindak pidana," kata Alex kepada detikBali di kantornya, Senin (10/6/2034).

Alex menjelaskan sejumlah puskesmas di Kabupaten Kupang masih banyak kekurangan dokter. Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) sudah berupaya untuk mendatangkan dokter, tetapi tidak ada yang bersedia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kabupaten Kupang masih sangat kekurangan dokter. Mumpung sudah ada dokter, maka harus bersyukur mereka mau untuk mengabdi," jelasnya.

Alex geram mendengar peristiwa yang melibatkan sesama tenaga kesehatan (nakes) itu. Dia sangat menyayangkan perbuatan Febian dan Alfred menyerang Everd dalam keadaan mabuk minuman keras (miras) jenis sopi.

ADVERTISEMENT

"Saya sudah tegaskan kepada Pak Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan untuk menjaga sehingga kejadian tersebut tidak terulang kembali," ungkapnya.

Atas kejadian itu, guna menjaga keamanan dari dokter tersebut, Alex telah meminta Kadis Kesehatan Kabupaten Kupang untuk segera menariknya kembali demi kenyamanan saat menjalankan tugasnya.

"Sehingga proses hukum tetap berlanjut karena Pak Kapolsek sampaikan bahwa hari ini hasil visumnya sudah diambil," terangnya.

Alex menegaskan, para pelaku yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) akan ditindak tegas. Namun, Alex masih mempelajari kasusnya agar nanti bisa mengambil tindakan. Selain itu, Alex juga akan melakukan pemanggilan terhadap Kepala Puskesmas Lelogama.

"Saya panggil kapusnya (kepala puskesmas) untuk tanyakan, dia sudah ambil tindakan apa karena sampai dengan saat ini dia belum laporkan ke saya. Sebagai bawahan, maka setiap kejadian harus laporkan kepada saya," tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang Yoel Midel Laitabun memastikan pelayanan kesehatan di Puskesmas Lelogama berjalan lancar. Ia awalnya berencana memindahkan Everd, tetapi tidak bisa karena akan bermasalah saat absen. Sebab, saat ini proses pengisian daftar hadir dari setiap ASN dilakukan secara online.

"Sekarang inikan absennya secara online, jadi saya mau pindahkan juga tidak bisa. Tetapi Kepala Puskesmas Lelogama sudah memberikan jaminan bahwa tetap aman di sana," beber Yoel.

Untuk diketahui, peristiwa pengeroyokan terhadap Everd terjadi saat hendak istirahat malam di dalam messnya, Kelurahan Lelogama, Kecamatan Amfoang Selatan. Everd masih trauma akibat peristiwa itu.

"Jujur saja, sampai saat ini saya masih trauma dan takut untuk masuk kantor," kata Everd saat ditemui detikBali di kediamannya, Minggu (9/6/2024).

Pria berusia 35 tahun itu menuturkan kejadian itu berawal saat ia menegur Febian dan Alfred karena sering terlambat masuk kantor. Tak terima ditegur, sekitar pukul 21.45 Wita, Selasa (21/5/2024), mereka mendatangi rumah Everd kemudian mendobrak pintu rumahnya.

Sebelum kejadian, pada sore harinya, dua ASN itu sempat pesta minuman keras jenis sopi bersama sejumlah rekannya. Selanjutnya, saat mereka mendobrak pintu, Everd tak menghiraukannya. Sebab, Everd meyakini tidak mungkin pintu yang terbuat dari kayu dan digerendel ganda bisa terbongkar.

Ternyata pintu itu bisa terbuka setelah didobrak paksa oleh Febian dan Alfred. Betapa kagetnya Everd ketika melihat mereka hendak menyerangnya.

Everd selanjutnya berlari ke dalam dapurnya untuk mengambil sapu lantai bergagang aluminium untuk menjaga diri. Ia lalu memukul Febian sebanyak satu kali di bagian kepalanya.

Namun, Everd kaget, pukulannya tak berhasil menumbangkan Febian. Ia baru bisa meloloskan diri setelah berhasil mendorong Alfred.

Everd kemudian berlari keluar dari messnya menuju ke tempat parkiran motor dengan harapan ada warga yang bisa menolongnya. Tetapi, kaki kanannya terluka karena terkena benda tajam sehingga Everd tak bisa berlari.

Febian dan Alfred terus mengejarnya hingga mendapatkan Everd. Mereka lantas mengeroyok Everd secara membabi buta. Beruntung, Everd sempat berupaya untuk menangkis setiap pukulan dari para pelaku.

Karena kelelahan dan kalah jumlah, Everd tak bisa berbuat apa-apa. Febian akhirnya meninju Everd di bagian dahi kanannya hingga terjatuh dengan posisi jongkok.

Akibatnya, Everd mengalami luka robek dan mengeluarkan banyak darah. Panik, Febian dan Everd mundur dari lokasi kejadian sekitar tiga meter.

"Saat itu, pas mereka sudah agak menjauh, saya melihat Alfred memegang batu berdiameter sekitar 15 sentimeter. Sedangkan Febian berdiri siaga di belakang saya," tutur ayah satu anak itu.

Setelah kejadian itu, Everd berujar, ia langsung berjalan menuju Puskesmas Lelogama hendak mencari bantuan agar diantarkan ke Polsek Amfoang Selatan untuk membuat laporan polisi. Tetapi sejumlah tenaga kesehatan penuh ketakutan dan tak berani membawanya ke kantor polisi karena para pelaku terus memantaunya.

Akhirnya Everd memutuskan untuk pergi ke rumah warga bernama Andre Lim. Selanjutnya, warga setempat, Yan Totos, mengantarnya ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian tersebut. Laporan itu teregistrasi dalam LP/B/06/V/2024/Sektor Amfoang Selatan/Polres Kupang/Polda NTT.

"Saya sudah habis buat laporan polisi dan mendapat visum, tetapi sudah hampir tiga minggu ini para pelaku belum juga ditangkap," ungkap Everd.




(hsa/gsp)

Hide Ads