Chaowalit Thongduang alias Sia Paeng Nanod, buronan yang melarikan diri dari rumah sakit dan menembak polisi di Thailand, ditangkap di Bali. Chaowalit ditangkap di Pulau Dewata oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengonfirmasi penangkapan tersebut menyusul pengarahan dari Menteri Kehakiman Tawee Sodsong di Gedung Pemerintah. Kolonel Pol Tawee mengatakan polisi Indonesia menangkap Chaowalit di Bali, Kamis (30/5/2024).
Menteri Kehakiman Thailand telah menanyai Chaowalit melalui tautan video. "Saat video call, Chaowalit mengaku terpojok. Saya menyuruhnya masuk ke sistem peradilan dan saya akan menjamin keselamatannya," kata Kolonel Tawee, dilansir dari detikNews, Jumat (31/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chaowalit diduga menggunakan paspor Indonesia palsu dan berkeliling negara dengan hati-hati. Chaowalit berpura-pura bisu karena dia tidak bisa berbicara bahasa lokal. Selama di Indonesia, Chaowalit lebih banyak tinggal di Medan dan Bali. Chaowalit diketahui telah melarikan diri selama tujuh bulan.
Dikabarkan, menteri kehakiman juga akan ke Indonesia untuk mengatur kepulangan Chaowalit ke Thailand. Kolonel Pol Tawee mengatakan polisi, pejabat dari Departemen Pemasyarakatan, Kantor Badan Pengawasan Narkotika, Departemen Investigasi Khusus dan Jenderal Nipat Thong Lek, penasihat perdana menteri, akan berangkat ke Indonesia bersamanya.
Profil Chaowalit
Chaowalit (37) merupakan narapidana Thailand. Dia menjalani hukuman karena percobaan pembunuhan dan menghadapi berbagai tuntutan pidana lainnya, termasuk pembunuhan dan kepemilikan senjata api.
Chaowalit sempat jatuh sakit ketika dipenjara hingga ia dilarikan ke rumah sakit. Namun, pada 22 Oktober 2023, dia melarikan diri dari Rumah Sakit Maharaj Nakhon Si Thammarat setelah dibawa ke sana untuk perawatan gigi.
Polisi melacaknya hingga ke tempat persembunyiannya di pegunungan Banthad di Trang pada 8 November. Baku tembak pun terjadi. Namun, dia berhasil melarikan diri lagi ke daerah pegunungan yang melintasi provinsi Phatthalung, Trang, dan Satun.
Meskipun terjadi perburuan besar-besaran, narapidana tersebut berhasil menghindari penangkapan. Belakangan dikabarkan, ia diyakini meninggalkan Thailand dengan speedboat dari Satun.
Selama pelariannya itu, Chaowalit merilis sejumlah video yang mana dirinya mengaku telah diperlakukan tidak adil. Dia mengeklaim satu-satunya orang yang dihukum karena kejahatannya meskipun banyak tersangka lain yang terlibat.
Chaowalit juga mengeklaim permohonan jaminannya dalam kasus pembunuhan yang tertunda belum ditangani secara adil. Namun, hal ini dibantah oleh Menteri Kehakiman.
Pada tanggal 25 Desember, Chaowalit dijatuhi hukuman penjara seumur hidup secara in absensia karena percobaan pembunuhan. Hukuman tersebut bermula dari penembakan di sebuah restoran di distrik Mueang Phatthalung, pada 9 September 2019.
Chaowalit didakwa berkolusi dengan empat orang lain untuk mencoba membunuh seorang asisten pengadilan. Kelimanya dijatuhi hukuman seumur hidup.
Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini!
(hsa/hsa)