"Saat dimasukkan koper, leher korban dipatahkan sehingga muat," ungkap Kapolresta Denpasar Kombes Wisnu Prabowo saat konferensi pers di Mapolsek Kuta, Sabtu (4/5/2024).
"Karena badannya si korban kecil mungil, jadi memang dimuat-muatkan (masuk ke dalam koper)," sambungnya.
Pembunuhan sadis itu terjadi setelah Amrin berhubungan badan dengan RA di sebuah kos di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada Jumat (3/5/2024) dini hari. Pria berusia 21 tahun itu lantas membuang koper berisi mayat RA ke semak-semak.
Berikut fakta-fakta pembunuhan PSK MiChat di Kuta, Bali, yang mayatnya dimasukkan ke dalam koper.
Lebih dari 3 Kali Tusukan
Wisnu mengungkapkan aksi pembunuhan sadis ini bermula saat Amrin memesan wanita open BO via MiChat. Amrin dan RA kemudian sepakat untuk bertemu di kos Amrin.
Seusai berhubungan badan, RA tiba-tiba menaikkan tarif dan meminta Amrin membayar Rp 1 juta. Amrin pun kaget dan tidak mau membayar lebih lantaran telah menyepakati tarif Rp 500 ribu untuk sekali kencan. RA yang mendesak meminta bayaran lebih, mengancam pelaku dengan memanggil teman-temannya.
"Setelah melakukan hubungan badan dengan korban, korban meminta kenaikan menjadi Rp 1 juta," kata Wisnu.
Keduanya pun terlibat cekcok. Amrin yang tersulut emosi lantas mengambil pisau dan langsung menggorok leher wanita berusia 23 tahun itu. Ia menikam tubuh RA berkali-kali hingga nyawanya melayang.
"Luka tusukan itu lebih dari tiga kali, tapi kami masih tunggu autopsi," imbuh Wisnu.
![]() |
Amrin Serahkan Diri dengan Baju Penuh Darah
Setelah membuang koper berisi mayat korban, Amrin kembali ke kosnya. Namun, karena melihat banyak polisi, dia bersembunyi ke kos kakaknya di Kuta.
Atas saran kakaknya, Amrin akhirnya menyerahkan diri ke polisi dengan baju penuh bercak darah. "Saat menyerahkan diri masih (bercak darah), motornya ada di sana dekat kos, kami ambil masih ada darah juga," kata Kapolsek Kuta AKP I Ketut Agus Pasek Sudiana saat konferensi pers di Mapolsek Kuta, Sabtu.
Kepada awak media, Amrin menyesal atas perbuatan yang dia lakukan kepada korban. Pria asal Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut), itu mengaku panik sebelum akhirnya menghabisi nyawa RA dan memasukkan mayatnya ke dalam koper.
"Saya panik dan menyesal," kata Amrin.
Pria berkulit putih dengan tinggi kurang lebih 168 sentimeter itu tidak banyak bicara saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolsek Kuta. Dia lebih banyak tertunduk dengan kedua tangan terborgol.
Kesaksian Tetangga Kos
Sebelumnya, penghuni kos ternyata sempat mendengar teriakan dan melihat bercak darah setelah Amrin membunuh RA pada Jumat dini hari. Kesaksian itu didapatkan polisi dari tetangga kos bernama Putu Agus Arya (19).
"Saksi di lokasi yang kami mintai keterangan memberikan jawaban kalau Jumat dini hari ada keributan, benda jatuh, dan bercak darah," kata Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi, Jumat malam.
Kepada polisi, Arya mengaku mendengar suara teriakan perempuan dari kamar kos di lantai II sekitar pukul 02.30 Wita. Setelah mendengar teriakan itu, Arya keluar dan melihat Amrin turun tergesa-gesa membawa koper besar warna hitam.
Arya juga melihat pakaian Amrin penuh bercak darah. Sembari tergopoh-gopoh menyeret koper, Amrin bergegas menunggangi motor Beat berpelat nomor DK 2909 FR dan pergi meninggalkan kos.
Ia lantas memperhatikan banyak bercak darah pada tangga, lantai atas, dan tempat parkiran kos tersebut. Ia lantas membangunkan rekannya Made Dwi Artha (23) dan Gede Suka Dana (18) untuk memeriksa kamar yang ditempati pelaku di lantai II.
Betapa kagetnya mereka ketika mendapati kamar kos tersebut dalam kondisi berantakan dan dipenuhi bercak darah. Mereka kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
(iws/gsp)