Pria Jakarta Tewas Bersimbah Darah Berujung Penangkapan 2 WNA India

Round Up

Pria Jakarta Tewas Bersimbah Darah Berujung Penangkapan 2 WNA India

Tim detikBali - detikBali
Senin, 15 Mei 2023 08:33 WIB
Jenazah Fitran Robby Firdaus (39), korban dugaan kasus pembunuhan di Jalan Tukad Bilok, Sanur Kauh, belum diautopsi.
TKP kasus dugaan pembunuhan terhadap seorang pria Jakarta di Jalan Tukad Bilok, Gang Banteng Nomor 1, Sanur Kauh, Denpasar, Bali. (Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali)
Denpasar -

Seorang pria asal Jakarta bernama Fitran Robby Firdaus tewas bersimbah darah di rumah kontrakannya, Jalan Tukad Bilok, Gang Banteng Nomor 1, Sanur Kauh, Denpasar, Bali. Pria berusia 39 tahun itu diduga dibunuh pada Sabtu (13/5/2023).

Tak lama setelah Fitran tewas, dua warga negara asing (WNA) asal India ditangkap di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Keduanya diduga terkait dengan pembunuhan di Jalan Tukad Bilok.

Kepala Departemen Ilmu Kedokteran Forensik RSUP Prof Ngoerah Ida Bagus Putu Alit menyebutkan jenazah Firdaus telah diterima tim forensik. Berdasarkan pemeriksaan luar, ditemukan luka kekerasan pada jasad Fitran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada luka kekerasan (benda) tumpul menyebar pada semua bagian tubuh, wajah, dada, dan lengan. Juga ada kekerasan (benda) tajam di kepala belakang," ujar Putu Alit, Minggu (14/5/2023).

Berikut fakta-fakta dugaan pembunuhan pria Jakarta di Jalan Tukad Bilok, Denpasar, yang berujung penangkapan terhadap dua WNA asal India.

ADVERTISEMENT

Korban Penganiayaan Sempat Teriak Minta Tolong

Sejumlah warga di Jalan Tukad Bilok menyebut sempat terjadi keributan sebelum Fitran meregang nyawa di rumah kontrakan tersebut. Seorang WNA India bernama Rajesh Seen (30) juga disebut-sebut berada di lokasi kejadian.

Rajesh Seen disebut sempat meminta tolong kepada tetangga melalui lubang kecil dari kamar mandi. Namun, warga yang mendengar tidak mengerti bahasa Rajesh.

"Dengar sih saya ada yang gedor-gedor tembok. Tapi saya diam, orang nggak tahu (bahasa) apa ya," ujar Ni Luh Sukerni, Minggu (14/5/2023).

"Habis itu, dia (Rajesh) lubangi bawah (dinding kamar mandi). Saya duduk, dia teriak-teriak. Saya nggak mengerti bahasa dia. Saya jawab 'ngomong apa kamu, saya nggak mengerti bahasa kamu.' Tiba-tiba ada besi keluar (dari lubang)," lanjut Ni Luh.

Warga lain yang juga mengeklaim menyaksikan kejadian menyebut Rajesh sempat keluar dan memanjat pagar rumah kontrakan itu. Pria India itu meminta tolong dalam kondisi bersimbah darah dan luka sobek pada dahi.

"Lama, sekitar satu jam dia (Rajesh) keliling-keliling. Cuma karena bahasanya, jadi kurang tahu maksudnya. Sempat dengar ia mau ke bandara, minta tolong ke kafe depan, akhirnya diteleponkan ambulans," tutur pria yang bekerja di proyek persis depan TKP.

Saksi lainnya menyebutkan Rajesh kerap mengajak teman-temannya sesama WNA India ke rumah kontrakan tersebut. Mereka disebut sering mabuk-mabukan dan berbuat onar.

Sementara itu, Fitran diketahui baru beberapa bulan tinggal di rumah kontrakannya. Jasad Fitran langsung dilarikan ke instalasi jenazah RSUP Sanglah Denpasar.

2 WNA Asal India Ditangkap di Bandara Ngurah Rai

Polisi menangkap dua WNA India di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Keduanya diduga terlibat dalam pembunuhan di Tukad Bilok, Sanur Kauh.Polisi menangkap dua WNA India di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Keduanya diduga terlibat dalam pembunuhan di Tukad Bilok, Sanur Kauh. Foto: Dok. Istimewa

Dua WNA asal India berinisial AS dan GS ditangkap di Bandara I Gusti Ngurah Rai, pada Sabtu (13/5/2023) sekitar pukul 19.00 Wita. Keduanya ditangkap oleh Polres Bandara dan Imigrasi Bali saat check in di konter Imigrasi.

AS dan GS diduga terkait pembunuhan terhadap pria Jakarta di rumah kontrakan, Jalan Tukad Bilok, Gang Banteng, Sanur Kauh, Denpasar.

Kasat Reskrim Polres Kawasan Bandara Iptu Rionson Ritonga membenarkan penangkapan terhadap kedua WNA India tersebut. "Betul, kami kerja sama dengan Imigrasi Bali. Tadi malam, jam 7, mereka mau terbang," ungkap Rionson, Minggu (14/5/2023).

Rionson menjelaskan penangkapan tersebut dilakukan berdasarkan koordinasi dengan Polresta Denpasar. AS dan GS diduga hendak melarikan diri ke negara asalnya menggunakan pesawat SQ 947 tujuan Singapura.

"Kebetulan kasus ditangani oleh Polresta Denpasar, permohonan dugaan (dua WNA India) mau ke luar negeri, makanya kami atensi," lanjut Rionson.

Rionson tidak merinci barang bukti yang diamankan dari terduga pelaku. Keduanya kemudian digiring oleh Satreskrim Polresta Denpasar.

"Saat ini, kedua tersangka sudah dibawa oleh Satreskrim Polresta Denpasar, malam itu juga," pungkasnya.

Jasad Korban Belum Diautopsi

Kepala Departemen Ilmu Kedokteran Forensik RSUP Prof Ngoerah Ida Bagus Putu Alit menjelaskan jenazah Fitran yang diduga menjadi korban dugaan pembunuhan di Jalan Tukad Bilok belum diautopsi. Hal ini dikarenakan hingga kini belum ada arahan dari kepolisian untuk melakukan autopsi.

"Belum ada permintaan untuk autopsi dari kepolisian," ungkap Alit.

Ia mengatakan penyebab pasti kematian Fitran belum dapat diketahui. Meski begitu, ia mengakui sekujur tubuh Fitran dipenuhi luka kekerasan akibat benda tumpul.

Disinggung mengenai keluarga korban, ia enggan menjawab. Menurut Alit, hal tersebut merupakan ranah kepolisian. "Untuk keluarga (korban) itu adalah kewenangan penyidik. Bukan RS. Silakan ditanyakan kepada penyidik," imbuhnya singkat.




(iws/gsp)

Hide Ads