Suasana duka menyelimuti kediaman keluarga pelajar berinisial NMDS (16) yang dibunuh pacarnya. Kediaman keluarga NMDS berada di bilangan Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar.
Suasana sedikit sepi menyapa kedatangan para wartawan ketika tiba di sana pada Kamis (9/2/2023) sekitar pukul 11.40 Wita. Di sana hanya ada kakak sepupu dan kakek dari NMDS.
Rumah duka itu cukup sepi lantaran keluarga masih pergi meluasang (tradisi Bali meminta petunjuk ke leluhur melalui orang suci). "Keluarga masih meluasang," kata kakak sepupu NMDS bernama Komang yang menerima kedatangan para wartawan dengan ramah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komang banyak bercerita mengenai adik sepupunya itu. Kesedihan mendalam masih tergurat di wajahnya.
Berselang beberapa menit kemudian, ayah beserta keluarga NMDS yang lain tiba di rumah duka setelah meluasang. Mereka menyalami para wartawan yang berada di kediamannya. Mereka tersenyum, namun masih tak mampu menyembunyikan kesedihan di raut wajahnya.
Ayah dari NMDS, menceritakan saat terakhir kali ia bertemu dengan anaknya sebelum dibunuh di rumah sang pacar di Jalan Gunung Batur Gang Carik III Nomor 5, Kota Denpasar pada Selasa (7/2/2023). Sebelum dibunuh, NMDS berpamitan kepada ayahnya untuk keluar rumah.
"Anak saya pamitan dari rumah jam 12.20 siang ketika dia mau keluar. Dia pamitan bilang ada keperluan keluar sebentar. Cuma tiang ingatkan, jangan sampai sore. Ya nggak sampai sore," kata pria berinisial GA, ayah dari korban NMDS.
GA menuturkan, pada hari itu ia sebetulnya sedang bekerja di sebuah proyek yang lokasinya tidak begitu jauh dari kediamannya di Denpasar Timur. Kebetulan, ia saat itu pulang ke rumah untuk makan siang. Pada saat GA sudah di rumah, NMDS meminta izin untuk keluar.
"Kebetulan tiang kerja proyek dekat, makan siang itu saya pulang. Siang harinya saya makan di rumah. Sampai di rumah kurang tahu waktunya itu, anak saya mau keluar," kisahnya.
Sebelum anaknya pergi, GA sempat bertanya apakah NMDS pergi hingga sore. NMDS saat itu menjawab bahwa ia tidak pergi lama. Karena itu, GA sempat menitip kepada anaknya untuk membeli cabai. NMDS lalu meminta uang kepada GA untuk dibelikan cabai.
Hingga sore ayahnya masih belum mendapati anak ada di rumah klik halaman berikutnya
"Saya kira ada keperluan lain yang masih penting. Karena dia sebelumnya dapat cerita mau nyari DW. Makanya tiang tidak membatasi keluar jam berapa. Itu pun tiang tidak interogasi mau ke mana untuk apa, nggak. Karena kemarinnya itu sudah cerita mau mencari (lokasi) DW baru," jelas GA.
Namun lewat dari pukul 19.00 Wita, seorang pemuda datang dengan memakai mantel ke rumah GA. Saat itu, GA memang masih sedang menunggu kedatangan anak keduanya itu di rumah. Pemuda itu ternyata I Kadek Juniarta, pacar sekaligus pembunuh NMDS.
Pada saat itu, I Kadek Juniarta datang bersama seorang pria yang lebih tua yang diduga ayahnya. Saat itu, I Kadek Juniarta menyerahkan motor yang dibawa oleh NMDS kepada GA.
"Yang jelas ada orang tua. Orang tuanya dia atau nggak saya nggak tahu. Berdua sama orang tua yang ikut sama pelakunya," tutur GA.
Karena diberikan motor tersebut, GA sontak bertanya di mana keberadaan putrinya. Ketika itu, I Kadek Juniarta mengatakan bahwa NMDS dalam kondisi pingsan di rumahnya. GA juga bertanya pukul berapa anaknya tersebut pingsan. I Kadek Juniarta menjawab bahwa NMDS pingsan sekitar setengah dua siang.
"Kok nggak diajak ke rumah sakit minta pertolongan kepada rumah sakit terdekat. Dia sudah gugup bicaranya. Tiang curiga jadinya. Lebih cepat nanti tiang di sana nanti ngomong. Begitu dah ceritanya, saya langsung meluncur," tutur GA.
Saat itu GA meluncur dengan membonceng istrinya dan anak laki-laki pertamanya mengendarai sepeda motor lain. Setelah meluncur, anak laki-lakinya yang merupakan kakak kandung dari NMDS lebih dulu sampai di lokasi.
"Anak saya bawa motor satu, saya berboncengan dengan istri. Karena anak saya ini sudah di share lock ada di sini. Yang jelas duluan dia sampai di rumah (pelaku)," terang GA.
Sayangnya, GA tak bisa melihat kondisi anaknya yang dikatakan pingsan ketika tiba di tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan. GA baru bisa melihat wajah anaknya yang sudah tiada ketika berada di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah Denpasar.
Simak Video "Rekaman CCTV Gerak-gerik Terduga Pembunuh Wanita Hamil di Kelapa Gading"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/iws)