Pacar Sekaligus Otak Pembunuhan Gusti Mirah Berstatus Duda 2 Kali Cerai

Pembunuhan Wanita di Jembrana

Pacar Sekaligus Otak Pembunuhan Gusti Mirah Berstatus Duda 2 Kali Cerai

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Rabu, 31 Agu 2022 12:46 WIB
Tampang kedua tersangka perampokan dan pembunuhan terhadap korban Gusti Agung Mirah Lestari
NSP (baju hitam) pacar sekaligus otak pembunuhan Gusti Agung Mirah Lestari. Foto: Dok.detikBaliT
Denpasar - Pria berinisial NSP (31) yang merupakan pacar sekaligus otak pembunuhan karyawati kebersihan bank, I Gusti Agung Mirah Lestari (42) adalah seorang duda. Tak hanya sekali, NSP ternyata berstatus duda dua kali.

Pihak Sub Direktorat (Subdit) III Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Bali mengungkapkan, bahwa NSP berstatus duda dua kali dikarenakan cerai dari kedua istrinya.

"NSP ini kan sudah diduga dua kali dia. (Akibat) cerai hidup (dari istrinya)," kata Kasubdit III Ditreskrimum Polda Bali AKBP Endang Tri Purwanto dalam keterangan dikutip detikBali, Rabu (31/8/2022).



Namun Endang mengaku tak mengetahui penyebab pelaku NSP sampai berstatus dua sebanyak dua kali. Pihaknya tidak menanyakan hal tersebut karena berada di luar konteks penyidikan.

"Saya nggak tahu (alasannya sampai duda dua kali), itu kan bukan masuk ke penyidikan. Gak perlu kita tanyakan soalnya kan," ungkap Endang.

Endang mengaku bahwa dirinya dalam fokus terhadap konteks pembunuhan yang dilakukan NSP bersama rekannya berinisial RN (28). Termasuk mendalami motif kenapa pembunuhan itu dilakukan.

"Kita tanyakan gininya (kasusnya) saja, kenapa dia bunuh, 'oh ya karena saya butuh uang untuk bayar utang sama untuk kebutuhan sehari-hari'," jelas Endang.

Sementara itu, pelaku berinisial RN hingga saat ini belum pernah menikah. Ia merupakan pekerja migran Indonesia (PMI) Ilegal di Sarawak, Malaysia sebagai buruh perkebunan kelapa sawit.

"Kalau yang satu RN belum nikah," ujar pria yang pernah menduduki kursi Kasubdit IV Direktorat Intelijen dan Keamanan (Ditintelkam) Polda Bali itu.

Saat konferensi pers di Polda Bali, Senin (30/8/2022) kemarin, Endang juga menuturkan bahwa NSP berpacaran dengan korban, sebab dirinya berstatus sebagai duda dan kebetulan korban juga sebagai seorang janda. NSP kemudian menyampaikan kepada temannya RN bahwa dirinya tidak memiliki uang.

Alih-alih mencari solusi positif atas kekosongan kantongnya, NSP justru berniat untuk mencari uang dengan merampas mobil Gusti Mirah. NSP kemudian mengajak RN yang bekerja di perkebunan kelapa sawit di Sarawak, Malaysia untuk menjalankan aksinya.



RN kemudian setuju dengan ajakan NSP dan akhirnya terbang dari Sarawak, Malaysia ke Bali. Setiba di Bali, RN langsung menuju ke kos-kosan NSP yang berada di wilayah Kabupaten Gianyar.

Setelah RN sampai di sana, NSP kemudian janjian dengan korban Gusti Mirah. Korban kemudian menjemput pelaku NSP dan RN menggunakan mobil. Mereka kemudian jalan-jalan dan makan di daerah Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Polisi kemudian menduga bahwa korban dibunuh di sepanjang perjalanan dari Jimbaran sampai di lokasi penemuan ponsel korban di daerah Tabanan atau di Desa/Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Sebab, korban dibunuh di dalam mobil.

"Kemudian dari Jimbaran sampai dengan ditemukan korban yaitu di daerah Melaya, di situlah perkiraan TKP-nya. Karena TKP ada di dalam mobil dan mobil ini bergerak (berjalan)," jelas Endang.

Pada saat pembunuhan di dalam mobil, NSP berperan dalam mengemudikan kendaraan yang dimiliki oleh korban. Korban duduk di sebelah kiri mobil atau di samping lelaki NSP. Kemudian pelaku RN duduk di bagian belakang. RN kemudian berperan mencekik korban dari belakang hingga tewas.

"Pada saat itulah pelaku RN mencekik korban dengan menggunakan tas yang dibawa oleh si pelaku RN. Setelah itu dicekik intinya untuk melumpuhkan sampai dengan mati sehingga dari hasil otopsi memang ada temuan cekikan, kemudian ada benturan di kepala dan ada patah," ungkap Endang.

Setelah dibunuh, pelaku kemudian membuang ponsel korban. Sebelum dibuang, pelaku terlebih dahulu mencabut kartu subscriber identification module (SIM) dan memori card dari ponsel korban di daerah Tabanan. Jenazah Gusti Mirah kemudian dibuang di wilayah Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana dan pelaku melarikan diri.


(nor/nor)

Hide Ads