Usai ditemukan warga, pihak kepolisian dan tim medis langsung melakukan pemeriksaan mayat wanita yang ditemukan dalam posisi duduk bersandar di Jalan Denpasar-Gilimanuk, kawasan Melaya, Jembrana
Hasil pemeriksaan sementara, polisi menemukan banyak kejanggalan dari mayat perempuan tanpa identitas alias Mrs X.
Informasi yang dihimpun detikBali, Selasa (23/8/2022) ada sejumlah temuan luka dan darah di jasad korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain luka lebam dan membiru di bagian wajah dan mata, di beberapa ujung jari kaki juga ditemukan luka.
Sedangkan soal temuan darah, dari hasil pemeriksaan mayat yakni ditemukan pada wajah dengan kondisi sudah mulai mongering dan menghitam.
Kapolsek Melaya Kompol I Made Katon mengatakan, penemuan mayat berjenis kelamin perempuan ini masih dalam proses penyelidikan.
"Memang jenis kelamin perempuan dan ada luka lebam pada wajah. Tetapi belum diketahui luka lebam karena apa," kata Kompol Made Katon.
Menurut Kompol Made Katon, untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya korban, saat ini, pihak kepolisian dati Polsek Melaya dibantu tim dari Satreskrim Polres Jembrana sedang melakukan penyelidikan dan pendalaman.
Diberitakan sebelumnya, Warga dan pengendara yang melintas di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di Dusun Sumbersari, Desa Melaya, Jembrana, Bali, dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat berjenis kelamin wanita.
Mayat perempuan yang hingga kini belum diketahui identitasnya alias Mrs X itu ditemukan dalam posisi duduk di bawah beton sandaran batas jalan.
Penemuan mayat perempuan itu pertama kali ditemukan Saksi Hikmah (55) dan suaminya Usman (60) warga Dusun Pangkung Dedari, Desa Melaya saat
sedang melintasi jalan Denpasar Gilimanuk.
Bermula dari sepeda motor DK 3250 WK yang mereka kendarai pecah ban. Hikmah dan Usman memutuskan berhenti di pinggir jalan.
Singkat cerita, saat Hikmah turun dari motor dan berjalan di beton senderan pinggir jalan, saksi melihat ada sesosok perempuan dengan mengenakan celana jeans warna biru dan baju atasan warna biru duduk bersandar di beton pembatas jalan.
Kemudian dalam kondisi panik dan gugup, Usman kemudian menginformasikan ke sejumlah pengendara dan warga yang melintas di lokasi.
Atas kejadian itu, saksi juga meminta bantuan ke warga untuk melaporkan ke pihak kepolisian
(dpra/dpra)