Rawan Aktivitas Ilegal, KSAL Ajak Negara Lain Pantau 3 Batas Laut RI

16th Asean Navy Chief Meeting

Rawan Aktivitas Ilegal, KSAL Ajak Negara Lain Pantau 3 Batas Laut RI

Sui Suadnyana - detikBali
Senin, 22 Agu 2022 18:59 WIB
KSAL Laksamana TNI Yudo Margono
KSAL Laksamana TNI Yudo Margono (Foto: Dok.Detikcom)
Nusa Dua -

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) mengajak negara tetangga turut melakukan pemantauan di tiga batas perairan RI. Sebab, tiga batas wilayah laut RI dengan negara tetangga kerap terjadi aktivitas ilegal.

Adapun ketiga batas laut tersebut yakni Selat Malaka sebagai perbatasan dengan Malaysia, Selat Singapura yang berbatasan dengan Singapura dan Laut Sulu yang merupakan perbatasan dengan Philipina.

"Tentunya di daerah perbatasan ini kan banyak kerawanan-kerawanan kegiatan ilegal yang seperti kita lihat di Selat Malaka, Selat Singapura, Laut Sulu," kata KSAL Laksamana TNI Yudo Margono kepada wartawan di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Senin (22/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketiga perbatasan ini dibahas oleh Yudo bersama para negara tetangga dalam pertemuan 16th Asean Navy Chief Meeting (ANCM) di Bali. Ia mengajak para tetangga yakni Malaysia, Singapura, Philipina, juga termasuk Thailand untuk melakukan patroli terkoordinasi.

"Nah ini juga menjadi pembahasan kita tadi (saat pertemuan ANCM), tentunya kita dan bagi negara berbatasan sekarang ini sudah kita lakukan patroli terkoordinasi baik dengan Thailand, dengan Malaysia, dengan Singapura nanti akan dibuka kembali, kemudian dengan Philipina kita sudah melaksanakan patroli terkoordinasi. Ini untuk menjaga khususnya di perairan-perairan perbatasan terhadap kegiatan-kegiatan ilegal," jelasnya.

Adapun jenis aktivitas ilegal yang biasanya dilakukan di perairan perbatasan yakni penyelundupan narkoba, pemberangkatan pekerja migran Indonesia (PMI) tak sesuai prosedur hingga pengiriman benih lobster dan minuman keras.

"Itu yang kemarin pernah tangkap ada penyelundupan narkoba, kemudian yang kemarin imigran ilegal PMI yang hampir setiap minggu kita selalu mendapatkan itu. Nah ini kalau kita juga patroli dan saling koordinasi ya ini untuk menggagalkan itu jangan sampai terjadi seperti itu," terang Yudo.

"Terus baby lobster, minuman keras yang kemarin juga ditangkap. Hal-hal seperti itu, nah kalau ini tidak ada kerja sama dengan mereka ya kita capek sendiri tentunya kalau tidak kerjasama dengan mereka," imbuhnya.

Yudo menjelaskan, dalam melakukan patroli terkoordinasi ini nantinya ada kesepakatan dalam meeting awal. Namun hingga saat ini, pihaknya bersepakat untuk menggerakkan dua kapal patroli dari Indonesia dengan Malaysia.

Kemudian dengan Thailand, menurut Yudo, biasanya sama-sama mengerahkan berupa satu kapal parchim class dalam patroli terkoordinasi tersebut. Hal yang sama juga dilakukan dengan Philipina dan Malaysia. Pengerahan itu dilakukan selain anggota TNI AL yang memang telah bertugas di perbatasan.

"Mereka juga sama, antara mereka satu satu semuanya. Selain dari anggota kita yang sudah diletakan atau bertugas di perbatasan. Pos-pos angkatan laut kan sudah tergelar di sana," tutur Yudo.




(dpra/dpra)

Hide Ads