Seorang gadis belia atau di bawah umur di Kota Denpasar, Bali, berinisial NKKAP (13), diperkosa pria dewasa yang ia kenal dari media sosial Facebook. Akibat peristiwa pemerkosaan itu, kondisi NKKAP jadi sering murung dan tak seceria dulu.
Kakak korban berinisial NPSPD (22), menceritakan kondisi adiknya usai mengalami pemerkosaan. NPSPD menceritakan bahwa adiknya kini sering murung.
"Untuk kondisi (adik saya) saat ini mau lah dia berbicara gitu, tapi ya enggak seceria sebelumnya. Mungkin mentalnya sudah terganggu, mungkin," kata NPSPD kepada detikBali dalam sambungan telepon, Rabu (27/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, NKKAP awalnya kenalan dengan pria di Facebook pemilik akun Komang Ari. Setelah berkenalan dan menjalani chatting via Messenger, NKKAP kemudian diajak jalan-jalan ke Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, saat pertemuan pertama.
Kemudian pada pertemuan kedua, pria tersebut tiba-tiba datang ke kos tanpa sepengetahuan NKKAP. Pada saat itulah NKKAP diperkosa oleh pelaku. Tak hanya sekali, pelaku juga melakukan modus yang sama saat pertemuan ketiga dan keempat, yakni datang ke kos tanpa sepengetahuan NKAAP.
Pada pertemuan ketiga, NKKAP kembali diperkosa dan diancam oleh pelaku. Lalu pada pertemuan keempat, tepatnya pada Sabtu (16/7/2022), upaya pelaku untuk kembali memperkosa NKKAP tidak berhasil, sebab saat itu ia ketahuan tuan rumah kos.
Menurut NPSPD, saat adiknya diperkosa, situasi kos memang sepi dan ditambah lokasi kamar yang posisinya berada di dalam. Sehingga jika adiknya berteriak kemungkinan juga tidak ada yang mendengar.
"Dia (adik saya) mau teriak juga keadaan kos lagi sepi, soalnya kos saya itu ke dalam gitu. Jadi untuk akses ke depan itu, ya gak terlalu jauh sih, tapi ya enggak kedengaran juga kalau dia teriak, dan dia juga diancam, kan takut juga," ujarnya.
Setelah tindakan pemerkosaan tersebut, pelaku juga sempat meminta NKKAP menghapus chatting-an mereka. Pelaku meminta pesan dihapus agar aksinya tidak ketahuan NPSPD.
"Untuk bukti chatting-an dia (adik saya) di Messenger itu disuruh hapus sama pelaku. Hapus saja katanya, nanti biar enggak dilihat sama kakaknya," paparnya.
NPSPD mengungkapkan, dirinya memang selalu memantau ponsel milik adiknya. Pemantauan dilakukan biasanya setelah pulang dari kerja.
"Saya selalu mantau isi HP-nya, makanya saya tahu nomor telepon pelaku orang-orang yang saya curigai. Orang-orang yang ada di HP-nya saya foto, biar kenapa-kenapa biar bisa langsung hubungi. Makanya saya tahu nomor telepon pelaku," ungkap NPSPD.
NPSPD mengatakan, sempat berkomunikasi dengan pelaku, tepatnya pada Minggu (17/7/2022) malam sekitar pukul 22.00 Wita, setelah dirinya pulang bekerja. Waktu itu, NPSPD menghubungi pelaku karena adiknya kabur dari kos di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.
"Saya sempat hubungi pelaku itu, saya tanya baik-baik, soalnya terakhir kali adik saya itu kan ketemu dia sempat diginiin sama tuan rumah saya. Jadi saya kan curiga ke dia, saya telepon lah pelaku. Dia bilang dah 'rage sing ade ngajak adik mboke'," kisahnya.
"Terus saya tanya kan sempat, 'kamu apain adik saya sampai kabur?'. Dia bilang 'gak sempat ngapa-ngapain, memang gak ada ngapa-ngapain'. Ternyata dia bohong," imbuhnya.
NPSPD juga sempat menanyakan rumah pelaku pada waktu itu. Pelaku kemudian mengaku rumahnya di wilayah Desa Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat. Pelaku juga mengaku bekerja di wilayah Jalan Cargo, Kecamatan Denpasar Utara.
"Terus saya tanya lokasi rumahnya di mana, dia bilang di Padangsambian. Terus saya tanya kerjanya di mana gitu, dia bilang kerjanya di cargo. Sempat suruh saya share lock, (jawabannya) 'ya mbok nanti lah saya share lock', gitu. Hasilnya nihil, dia gak ada share lock, terus saya diblokir di WA. Akun Facebook adik saya juga sudah diblokir sama pelaku," paparnya.
NPSPD kini hanya bisa berharap aparat kepolisian bisa menangkap dan memberikan hukuman yang seberat-beratnya kepada pelaku. Baginya, hal itu masih tidak setimpal dengan hancurnya mental NKKAP.
"Pastinya ada (harapan kepada pihak kepolisian), biar pelakunya dapat hukuman yang seberat-beratnya, enggak sebanding sama mental adik saya yang sekarang kayak gimana hancurnya itu," harapnya.
(irb/kws)