Digigit Anjing 7 Bulan Lalu, Gadis 9 Tahun di Gianyar Meninggal

Digigit Anjing 7 Bulan Lalu, Gadis 9 Tahun di Gianyar Meninggal

Putu Krista - detikBali
Rabu, 09 Agu 2023 17:05 WIB
Barking enraged shepherd dog outdoors. Blurred effect is made for reason.
Ilustrasi anjing rabies. Digigit Anjing 7 Bulan Lalu, Gadis 9 Tahun di Gianyar Meninggal. Foto: Getty Images/iStockphoto/tverkhovinets
Gianyar -

Seorang gadis asal Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, meninggal dunia setelah menjalani rawat inap di Rumah Sakit Ari Canti, Ubud, Gianyar, Minggu sore (6/8/2023). Gadis 9 tahun itu digigit anjing suspek rabies tujuh bulan lalu saat berkunjung ke salah satu pantai di Kecamatan Blahbatuh.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gianyar Ni Nyoman Ari Yuni mendalami kematian gadis kecil tersebut. Ia mengatakan Dinas Kesehatan Gianyar melakukan investigasi pada Senin (7/8/2023), setelah mengetahui gadis tersebut meninggal dunia dengan gejala klinis sesak napas.

"Tindak lanjut kami lakukan setelah menerima informasi dari RS Ari Canti," Kata Ari Yuni, Rabu (9/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Ari Canti dengan keluhan sesak napas, mual muntah, dan tidak nafsu makan pada Minggu (6/8/2023) pukul 10.10 Wita. Gadis itu dalam kondisi kesadaran baik, namun, terkena serangan jantung sedang.

Setelah ditangani, sesak napasnya berkurang tetapi masih mual dan muntah. Pasien juga tidak mau minum air karena takut muntah dan berliur. Kemudian pukul 17.50 Wita, pasien mengalami kejang secara tiba-tiba saat pasien minum air, dan kejang terjadi secara terus-menerus dan berulang.

ADVERTISEMENT

"Pasien tidak sadar, kondisinya pun memburuk dan dinyatakan meninggal pada pukul 18.57 Wita. Ia didiagnosis konvulsi berulang ec susp intracranial infection (kejang berulang diduga ada infeksi pada otak)," papar Ari Yuni.

Selanjutnya, Dinkes Gianyar melakukan investigasi kepada keluarga. Ibu kandung gadis itu mengungkapkan anaknya sempat digigit anjing liar di bagian punggung kaki kanan. Saat itu sudah dilakukan pencucian dengan air mengalir dan sabun, tetapi tidak berobat ke fasilitas kesehatan.

"Tidak ditemukan gejala-gejala klinis yang mendukung ke arah penyakit rabies, seperti demam, sakit tenggorokan, gangguan neurologi (bingung, gelisah), dan perilaku agresif, serta mengalami bermacam-macam fobia seperti hidrofobia (takut air), aerofobia, fotofobia (takut sinar), sehingga tidak dapat disimpulkan gadis itu menderita rabies," terangnya.

Dinkes Gianyar melakukan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular di masyarakat, khususnya penyakit rabies. Masyarakat diharapkan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya rabies dengan rutin vaksin, mengikat atau mengandangkan hewan peliharaannya.

"Jika terjadi gigitan datang berobat ke fasilitas kesehatan terdekat untuk memperoleh penanganan," tandasnya.




(irb/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads