Dua warisan budaya khas Karangasem resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional. Kedua warisan budaya tersebut adalah tradisi Wong Perau asal Dusun Merita, Desa Labasari, Kecamatan Abang ,dan Tari Canglongleng asal Desa Adat Dukuh Penaban, Karangasem.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Karangasem I Putu Eddy Surya Artha mengatakan penetapan tersebut berdasarkan hasil rapat dengan Kementerian Kebudayaan. Total, ada 24 warisan budaya Bali yang diusulkan, termasuk dua dari Karangasem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dari Karangasem memang hanya dua warisan yang kami usulkan tahun ini, syukur keduanya resmi ditetapkan menjadi WBTB Nasional," kata Surya Artha, Jumat (17/10/2025).
Dengan bertambahnya dua warisan budaya khas Karangasem yang ditetapkan menjadi WBTB Nasional, kini ada 27 warisan budaya khas Karangasem berstatus WBTB Nasional.
Dengan penetapan tersebut, warisan budaya khas Karangasem bisa lebih dijaga kelestariannya. Mengingat beberapa tradisi yang ada di Karangasem sudah mulai punah dan sudah jarang ditampilkan.
"Sehingga dengan ditetapkannya menjadi WBTB Nasional, kami bisa lebih menjaga tradisi dengan melakukan pembinaan dan yang lainnya sehingga bisa lebih terjaga kelestariannya," ujar Surga Artha.
Dia mengungkapkan masih ada beberapa tradisi khas Karangasem yang belum diusulkan. Hal itu butuh verifikasi, melihat secara langsung seperti apa bentuk tradisinya, hingga mendokumentasikan dalam bentuk video. Hal itu menjadi syarat dalam penetapan WBTB.
"Setiap tahunnya, kami pasti mengusulkan warisan budaya untuk ditetapkan menjadi WBTB. Semoga semakin banyak ada tradisi khas Karangasem yang ditetapkan untuk tahun-tahun berikutnya," ucap Surya Artha.
Untuk diketahui, tradisi Wong Perau memiliki keunikan karena mengadaptasi kejadian masa lalu menjadi sebuah tradisi dalam pelaksanaan upacara adat di daerah setempat, yakni kedatangan para juragan (pedagang) dari Bajo-Bugis ke Tulamben di masa lalu yang disebut wong perau.
Tokoh juragan Bajo-Bugis diperankan oleh orang-orang yang ada di wilayah tersebut dengan berpakaian layaknya orang-orang Bajo-Bugis. Yakni, memakai celana panjang hitam, baju kaos putih, peci, dan sarung.
Sementara, Tari Canglongleng merupakan salah satu ragam tari baris yang unik yang dimiliki oleh Desa Adat Dukuh Penaban. Karena gerakannya tidak seragam, para penari akan menari sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri dengan memainkan perisai. Kostum yang dikenakan oleh para penari tersebut serba poleng alias hitam putih.
(hsa/hsa)