Pura Batur Gangsian di Buleleng, Bali, dikenal sebagai pura kuno yang terkenal dengan keberadaan batu-batu ajaib. Pura ini bukan hanya berfungsi sebagai tempat suci, tetapi juga menyimpan sejarah panjang, mitos, dan peninggalan budaya. Pura ini juga memiliki banyak kera yang berkeliaran sehingga makin unik untuk dikunjungi.
Sejarah Pura Batur Gangsian
Pura Batur Gangsian, berdasarkan sejumlah kajian sejarah dan arkeologi, diperkirakan berdiri sejak masa Bali kuno sekitar abad ke-10 hingga abad ke-11. Berada di wilayah pegunungan membuat pura ini sejak awal difungsikan sebagai pusat pemujaan terhadap dewa-dewa yang dipercaya bersemayam di alam tinggi. Prasasti dan peninggalan yang ditemukan di sekitar kawasan pura menjadi bukti tempat ini pernah menjadi pusat kegiatan spiritual sekaligus sosial bagi masyarakat sekitarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fungsi Pura Batur Gangsian
Pura Batur Gangsian hingga kini difungsikan sebagai tempat persembahyangan umat Hindu. Piodalan atau upacara keagamaan rutin digelar berdasarkan kalender Bali, biasanya setiap enam bulan sekali.
Fungsi Pura Batur Gangsian tidak hanya terbatas pada ritual keagamaan, melainkan juga menjadi pusat kegiatan adat masyarakat. Para petani kerap datang untuk memohon keberkahan hasil panen, sekaligus memohon keselamatan bagi desa dan lingkungannya.
Mitos Batu-Batu Ajaib
Daya tarik utama Pura Batur Gangsian terletak pada keberadaan batu-batu besar yang disebut sebagai batu ajaib oleh masyarakat. Masyarakat lokal meyakini batu-batu tersebut memiliki kekuatan magis. Ada kepercayaan batu bisa berubah ukuran, bahkan berpindah tempat meski tidak ada bukti ilmiah yang menjelaskan hal tersebut.
Peneliti budaya melihat fenomena tersebut sebagai bentuk lokalitas masyarakat dalam memaknai alam sekitarnya. Namun, bagi umat Hindu di sekitar pura, batu-batu ini tetap dihormati sebagai bagian dari sakralitas pura.
Bangunan dan Peninggalan
Kompleks Pura Batur Gangsian memiliki karakteristik arsitektur khas pura pegunungan. Bangunannya terdiri dari beberapa pelataran dengan candi bentar sebagai pintu masuk utama. Terdapat bale untuk menyiapkan upakara serta pelinggih yang menjadi pusat pemujaan.
Batu-batu besar yang dianggap ajaib menjadi bagian integral dari pura dan dijaga kelestariannya. Selain itu, terdapat pula arca kuno serta prasasti kecil yang memperkuat nilai sejarah Pura Batur Gangsian sebagai situs budaya penting.
Lokasi
Pura Batur Gangsian terletak di Desa Tinggarsari, Kecamatan Busungbiu, Buleleng. Jika ingin mengunjungi pura ini, detikers dapat menempuh perjalanan sekitar tiga jam dari Denpasar.
(dpw/dpw)