Mengenal Wadah, Bade, dan Lembu dalam Ritual Ngaben di Bali

Mengenal Wadah, Bade, dan Lembu dalam Ritual Ngaben di Bali

Gita Julianti - detikBali
Senin, 11 Agu 2025 08:06 WIB
Ribuan warga mengiringi arak-arakan Bade atau menara bertingkat sembilan yang berisi jenazah anggota keluarga dari pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai dalam prosesi upacara Ngaben di Desa Carangsari, Badung, Bali, Senin (29/4/2019). Kremasi terhadap jenazah putra kedua dan cucu dari pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai tersebut diiringi oleh ribuan warga. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/foc.
Foto: Kremasi terhadap jenazah putra kedua dan cucu dari pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai tersebut diiringi oleh ribuan warga. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/foc. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo.)
Bali -

Ngaben, atau dikenal juga sebagai Pelebon, adalah salah satu upacara kremasi khas Bali yang penuh makna spiritual. Ritual ini bertujuan melebur raga (stula sarira) kembali ke Panca Maha Bhuta lima unsur alam penyusun tubuh manusia.

Kematian, dalam pandangan Hindu, adalah tahap peralihan menuju perjalanan baru bagi roh (atma). Ngaben menjadi media untuk memisahkan roh dari jasad dengan penuh kesucian dengan menggunakan sarana utama berupa wadah, bade, dan lembu. Meski sama-sama digunakan untuk membawa dan membakar jenazah, ketiganya memiliki fungsi, bentuk, dan simbol berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wadah

Prosesi ngaben jenazah Putu Satria Ananta Rustika, mahasiswa STIP Jakarta asal Klungkung, Bali, yang tewas dianianya senior.Wadah dalam prosesi ngaben jenazah Putu Satria Ananta Rustika, mahasiswa STIP Jakarta asal Klungkung, Bali, yang tewas dianianya senior. (Dok. detikBali)

ADVERTISEMENT

Wadah berbentuk seperti peti besar yang dihias kain putih dan kuning. Putih melambangkan kesucian dan kemurnian, dikaitkan dengan unsur purusa (jiwa). Kuning melambangkan kebijaksanaan dan pencerahan, dikaitkan dengan unsur pradhana (materi). Wadah digunakan untuk mengusung jenazah dari rumah menuju setra (kuburan) atau tempat pembakaran. Umumnya, sarana ini dipakai bagi jenazah yang tidak berasal dari kalangan bangsawan.

Bade

Penampakan bade tumpang pitu setinggi 30 meter akan mengiringi prosesi ngaben pasemetonan Tangkas Kori Agung-Kuta Waringin di Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem, Bali. (Foto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali) Foto: Penampakan bade tumpang pitu setinggi 30 meter akan mengiringi prosesi ngaben pasemetonan Tangkas Kori Agung-Kuta Waringin di Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem, Bali. (Foto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali)

Bade adalah bangunan tinggi berbentuk menara yang digunakan untuk mengantarkan jenazah ke setra. Arsitektur bade mengikuti konsep gunung dan filosofi Tri Angga, yang terbagi menjadi tiga bagian, yakni dasar, badan, dan atap.

  • Bagian dasar: melambangkan kaki sebagai landasan dunia manusia.
  • Bagian badan: melambangkan tubuh, penghubung antara dunia fisik dan spiritual.
  • Bagian atap: melambangkan kepala atau alam para dewa.

Bade digunakan untuk keluarga bangsawan/berkasta biasanya lebih megah dengan ornamen rumit. Pembuatan bade dipimpin undagi, perajin ahli yang telah menjalani pelatihan dan ritual khusus. Sebelum digunakan, bade akan melalui upacara penyucian (melaspas).

Lembu

Upacara ngaben mantan Bupati Klungkung Tjokorda Gde Ngurah.Lembu dalam upacara ngaben mantan Bupati Klungkung Tjokorda Gde Ngurah. (Dok. detikBali)

Lembu berbentuk patung sapi atau kerbau yang digunakan sebagai sarana pembakaran jenazah. Patung ini terbuat dari kayu, bambu, dan hiasan, lalu dibakar bersama jenazah untuk melambangkan pelepasan roh dari tubuh fisik.

Jenis lembu dibedakan berdasarkan warna dan kasta.

  • Lembu Putih digunakan oleh kasta Brahmana, melambangkan kesucian dan kemurnian.
  • Lembu Hitam digunakan oleh kasta Ksatria dan Waisya melambangkan kekuatan dan keberanian.

Dalam prosesi Ngaben, jenazah diletakkan ke dalam patung lembu, kemudian dibakar hingga abu bersih. Abu ini biasanya dihanyutkan ke laut atau sungai sebagai simbol kembalinya unsur tubuh ke alam semesta. Lembu diyakini sebagai sarana spiritual yang mengantarkan roh menuju surga (swarga loka) atau reinkarnasi sesuai karmanya.

Wadah, bade, dan lembu memiliki fungsi spiritual yang mendalam, yakni mengantarkan roh (atma) menuju alam akhir sesuai hasil karmanya. Pemilihan sarana ini disesuaikan dengan kasta dan kedudukan sosial jenazah.

Upacara Ngaben bukan hanya ritual kematian, tetapi juga warisan budaya Bali yang memadukan ajaran agama, seni, dan filosofi kehidupan. Keindahan dan kesakralan menjadikan Ngaben sebagai salah satu tradisi yang memikat wisatawan dan peneliti budaya dari seluruh dunia.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads