Antusiasnya Bapak-bapak Belajar Menari Bali di Batuan Sukawati

Antusiasnya Bapak-bapak Belajar Menari Bali di Batuan Sukawati

Ni Komang Ayu Leona Wirawan - detikBali
Minggu, 06 Apr 2025 22:30 WIB
Suasana latihan menari Bali di Kaki Bebek House Studio, Banjar Pekandelan, Batuan, Sukawati, Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu. (Foto: Ni Komang Ayu Leona Wirawan/detikBali)
Suasana latihan menari Bali di Kaki Bebek House Studio, Banjar Pekandelan, Batuan, Sukawati, Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu. (Foto: Ni Komang Ayu Leona Wirawan/detikBali)
Gianyar -

Usia tidak menjadi penghalang untuk memulai hobi. Ungkapan itu mewakili animo sejumlah pria dewasa yang antusias mulai belajar tari Bali di Kaki Bebek House Studio, Banjar Pekandelan, Batuan, Sukawati, Gianyar.

Bapak-bapak peserta sanggar itu tampak mengayunkan kaki mengikuti arahan Made Suteja, sang pelatih. Sebagai pemula, gerakan pada kaki menjadi fokus saat mempelajari 'Tari Topeng Keras'. Teknik menari lainnya akan diajarkan jika mereka sudah mahir melakukan gerakan kaki itu.

"Sampai saat ini tidak ada yang mengeluh dan tetap lanjut (latihan). Saya melihat mereka termotivasi dan kompetitif. Kalau dilihat temannya tidak istirahat, temannya bisa, dia akan lanjut (latihan)," ujar Suteja di studio tari miliknya saat ditemui detikBali, pertengahan Maret 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suteja menyadari mengajari pria dewasa menari menjadi tantangan tersendiri. Sebab, belajar tari saat tua cenderung kaku dan bagian tubuh bisa terasa sakit. Ia pun menyarankan peserta sanggar beristirahat jika kelelahan saat latihan.

ADVERTISEMENT

"Saya punya metode tersendiri mengajar lansia. Saya berikan target bisa satu koreografi dalam 6-8 bulan. Tapi, satu teknik dilatih sebulan. Kalau lolos saat evaluasi baru naik tingkat," imbuh Suteja.

Suteja membangun ruang belajar menari Bali untuk kalangan dewasa dan lansia itu sejak pandemi COVID-19. Ia tergerak membuka kelas menari lantaran resah ketika melihat penampilan tari topeng di internet yang menurutnya kurang memuaskan.

Baginya, mewarisi kesenian tradisi menjadi bagian dari tanggung jawab. Terlebih, keluarga dan lingkungan tinggal Suteja di Batuan tersohor karena aktif berkesenian.

"Orang dari jauh-jauh rela datang ke sini belajar. Kata orang dulu 'Di mana belajar menari? Pasti di Batuan'. Meski tidak seterkenal dulu, setidaknya saya coba lestarikan," imbuhnya.

Suteja merupakan seniman tari yang kerap diundang pentas di dalam dan luar negeri. Ia pernah tampil di National University of Singapore dan Gamelan Sekar Jaya California, Amerika Serikat.

Sebelum menjadi pengajar tari untuk sanggarnya, Suteja sudah mengajar untuk wisatawan asing. Murid-murid Suteja berasal dari berbagai negara seperti Meksiko, Brasil, Jepang, dan lainnya.

Hingga kini, Kaki Bebek House Studio mempunyai delapan gelombang kelas menari dengan jumlah anggota mencapai 20 orang per gelombang. Peserta sanggar mulai dari anak-anak hingga lansia berusia 60 tahun ke atas. Mereka dapat berlatih tiga kali dalam sepekan dengan durasi satu jam.

Salah satu peserta sanggar tari tersebut adalah Ketut Sudarsa, seorang pria berusia lebih dari 50 tahun. Ia termotivasi untuk belajar tari Bali pada usia tua untuk menghibur diri sekaligus menjalin persahabatan dengan peserta lainnya. Baginya, bisa menari adalah urusan nomor dua.

"Ikut ini karena tidak keluar banyak uang. Kayak bulu tangkis kan perlu modal. Ikut lari juga malah diledekin tetangga," seloroh Sudarsa.

Sudarsa tidak merasa keberatan dengan biaya Rp 15 ribu per pertemuan di sanggar tersebut. Dia mengaku menyukai tari Bali sejak kecil dan mengetahui kelas menari untuk orang dewasa di sanggar Suteja dari media sosial.

Degus Arnawan setali tiga uang. Pria berusia 49 tahun itu juga kepincut belajar menari setelah melihat unggahan di Facebook. Menurutnya, menguasai tari Bali bisa dipakai untuk ngayah saat ada kegiatan adat.

"Maunya cari keringat dan yang penting bisa dahulu. Siapa tahu nanti bisa terpakai," tutur Degus.

Memulai belajar menari bukan perkara mudah bagi Degus. Ia mengaku kesakitan saat awal-awal latihan hingga harus dipijat sepulang dari latihan. Namun, Degus tidak menyerah hingga tubuhnya terbiasa mengikuti arahan Suteja saat latihan menari.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads