Umat Hindu Bali Rayakan Tumpek Landep 22 Februari 2025, Apa yang Diupacarai?

Umat Hindu Bali Rayakan Tumpek Landep 22 Februari 2025, Apa yang Diupacarai?

Sui Suadnyana, Krisna Pradipta - detikBali
Jumat, 21 Feb 2025 10:12 WIB
Pemuka agama Hindu dan petugas kepolisian mengupacarai persenjataan saat rangkaian persembahyangan Hari Raya Tumpek Landep di Polsek Denpasar Selatan, Bali, Sabtu (18/7/2020). Hari Tumpek Landep dirayakan umat Hindu untuk melakukan pembersihan dan penyucian dengan makna memohon penajaman pikiran dalam menggunakan ilmu pengetahuan serta teknologi yang disimboliskan dengan mengupacarai persenjataan atau peralatan berbahan besi yang sifatnya tajam. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp.
Foto: Perayaan Tumpek Landep. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Denpasar -

Secara perhitungan kalender Bali, Tumpek Landep jatuh setiap Saniscara atau Sabtu Kliwon Wuku Landep. Tumpek Landep dirayakan setiap 210 hari sekali atau enam bulan sekali.

Tumpek Landep memiliki dua arti. Tumpek diartikan hari pertemuan wewaran Panca Wara dan Sapta Wara. Panca Wara diakhiri Kliwon dan Sapta Wara diakhiri Saniscara.

Sedangkan Landep sendiri berarti tajam atau runcing. Maka pada saat Tumpek Landep, diupacarai pusaka yang memiliki sifat tajam seperti keris maupun tombak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seiring perkembangan zaman, benda lancip atau tajam sudah meluas pengertiannya. Tak hanya keris dan tombak, benda-benda hasil cipta karsa manusia yang dapat mempermudah hidup juga tak luput dari upacara pada saat Tumpek Landep.

Seperti halnya motor, mobil, mesin, perkakas rumah tangga, dan sebagainya. Benda-benda itulah yang diupacarai. Akan tetapi, ada satu hal yang tidak boleh disalah artikan.

ADVERTISEMENT

Dalam konteks tersebut umat bukanlah menyembah benda-benda teknologi, tetapi umat memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati yang telah menganugerahkan kekuatan pada benda tersebut sehingga mempermudah hidup.

Tumpek Landep merupakan tonggak penajaman, citta, budhi dan manah (pikiran). Dengan demikian umat selalu berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan landasan nilai-nilai agama. Dengan pikiran yang suci, umat mampu memilah dan memilih mana yang baik dan buruk.

Tumpek Landep merupakan tonggak untuk introspeksi diri untuk memperbaiki karakter agar sesuai dengan ajaran agama. Pada rerainan Tumpek Landep, hendaknya umat melakukan persembahyangan di sanggah atau merajan maupun di pura.

Saat Hari Tumpek Landep, umat melakukan upacara sekaligus memohon wara nugraha kepada Ida Bhatara Sang Hyang Siwa Pasupati. Tujuannya agar diberi ketajaman pikiran sehingga dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Pada rerainan Tumpek Landep juga dilakukan pembersihan dan penyucian pusaka warisan leluhur.




(iws/iws)

Hide Ads