Sejarah Gelar Bangsawan Lombok, Raden-Denda dan Lalu-Baiq

Sejarah Gelar Bangsawan Lombok, Raden-Denda dan Lalu-Baiq

Husna Putri Maharani - detikBali
Rabu, 24 Jul 2024 09:02 WIB
Perang Topat di Lombok
Ilustrasi kesenian Lombok. Foto: (dok. Pemkab Lombok Barat)
Denpasar -

Mungkin kebanyakan orang mengetahui bahwa kaum bangsawan di Lombok memiliki gelar 'Lalu' dan 'Baiq' di awal namanya. Namun, ternyata ada gelar kebangsawanan lain di Lombok yakni 'Raden' dan 'Denda'.

Kedua gelar tersebut sebenarnya memiliki arti yang sama dan makna yang sama, hanya saja ada sedikit perbedaan masa kemunculan. Hingga saat ini, kedua gelar kebangsawanan tersebut masih digunakan digunakan dan menjadi salah satu ciri khas Lombok.

Untuk penjelasan lebih lengkap mengenai kedua gelar kebangsawanan tersebut, simak informasinya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arti dan Sejarah Gelar Raden-Denda

Panggilan ini terdengar tidak asing saat berkunjung ke Desa Bayan. Gelar Raden dan Denda ini memiliki arti kebangsawanan asli desa Bayan. Gelar ini hanya didapatkan oleh mereka yang terlahir dari kalangan bangsawan. Raden diperuntukkan bagi seorang laki-laki, sementara Denda diperuntukkan bagi seorang wanita.

Sejarah Raden dan Denda bermula dari ajaran Islam yang dibawa oleh Wali Songo dari Jawa. Desa Bayan yang terletak di Lombok Utara dan berada di bawah kaki Gunung Rinjani, memiliki sejarah penting sebagai titik awal penyebaran Islam di pulau tersebut. Masjid Kuno Bayan menjadi bukti sejarah yang menunjukkan kedatangan agama Islam di daerah ini.

ADVERTISEMENT

Ajaran Islam ini juga mempengaruhi struktur kebangsawanan di Bayan, dengan penggunaan gelar Raden untuk laki-laki dan Denda untuk perempuan. Raden Gedarip, seorang tokoh adat di Bayan, menjelaskan bahwa gelar Raden berasal dari kata Rahdin atau Rahadian, yang mengartikan orang yang pertama kali menerima ajaran Islam di Desa Bayan.

Proses penyebaran Islam di Bayan tidak terlepas dari pengaruh politik. Pembawa ajaran Islam mendekati Datu atau Raja terlebih dahulu, karena masyarakat Bayan pada masa itu tunduk kepada Datu mereka. Ketika Datu memeluk Islam, masyarakatnya mengikuti jejak tersebut dalam memeluk agama Islam.

Raden Gedarip dengan antusias menceritakan bagaimana Islam pertama kali diperkenalkan di Lombok. Ajaran awal yang diajarkan adalah tauhid, sebelum kemudian diajarkan aspek-aspek lain dari agama Islam.

Arti dan Sejarah Gelar Lalu-Baiq

Lalu dan Baiq merupakan nama yang diberikan kepada seseorang yang lahir dari keturunan bangsawan. Nama Lalu diperuntukkan bagi laki-laki, sedangkan Baiq diperuntukkan bagi wanita.

Nama Lalu dan Baiq hanya dapat diturunkan oleh sang ayah. Sehingga jika seorang wanita dengan gelar Baiq menikah dengan non-bangsawan, maka keturunannya tidak bisa mendapatkan gelar tersebut.

Kemunculan gelar Lalu dan Baiq ini dipercaya oleh sejarawan sebagai salah satu strategi Bali untuk melemahkan kekuatan kaum Sasak sekitar abad ke-17.

Gelar-gelar ini diberikan sebagai pengganti gelar kebangsawanan Raden-Denda, terutama ketika seorang bangsawan Sasak menikahi orang non-bangsawan.
Dalam pandangan strategi ini, penggunaan gelar Lalu dan Baiq diyakini dapat memicu ketegangan dan perampasan kedudukan para bangsawan Sasak.

Di sisi lain, ada sejarawan yang berpendapat bahwa penggunaan gelar Lalu berasal dari tradisi kebangsawanan di Sumbawa yang mana memiliki gelar Lalu dan Lale. Adanya gelar kebangsawanan dari Sumbawa ini memberikan pengaruh bagi masyarakat sasak pada masa itu.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads