Mengapa Orang Bali ke Dapur Sepulang Bepergian? Ini Alasannya

Mengapa Orang Bali ke Dapur Sepulang Bepergian? Ini Alasannya

Zheerlin Larantika Djati Kusuma - detikBali
Kamis, 30 Mei 2024 09:57 WIB
Cara tradisional memasak dengan tungku dengan kayu bakar. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi dapur. Foto: Dikhy Sasra
Denpasar -

Tahukah Anda? Di Bali, dapur tak hanya disebut sebagai 'dapur' seperti pada umumnya, namun memiliki nama khusus yaitu 'paon'. Paon bagi masyarakat Bali memiliki makna spiritual yang penting.

Bagi masyarakat Bali, pulang ke rumah tak lengkap rasanya tanpa menyempatkan diri mampir ke dapur terlebih dahulu. Apa yang membuat dapur di Bali begitu istimewa? Temukan jawabannya di sini!

Apa itu Paon?

Paon dalam bahasa Bali berasal dari bahasa Jawa yaitu 'Pawon' yang berarti dapur. Melansir dari laman Desa Sedang Kabupaten Badung, Paon merupakan bangunan adat Bali yang biasanya terletak di sisi selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara umum, Paon berfungsi untuk memasak pada zaman dahulu hingga saat ini. Selain itu, dalam kehidupan beragama di Bali, dapur merupakan stana (istana) Dewa Brahma.

Bagi masyarakat Bali, Dewa Brahma dipercayai sebagai dewanya dapur, penguasa, dan pelindung arah selatan. Dewa Brahma bersenjatakan Gada, menunggangi Angsa, memiliki Sakti Dewi Saraswati, dan atribut serba merah.

ADVERTISEMENT

Selain itu, dapur juga memiliki hubungan yang erat dengan Dewa Agni, terutama pada tungku dapur (cangkem paon), yang memiliki sifat sarwa daksa, yang berarti membakar apa saja yang ada di sekitarnya.

Makna Spiritual Paon

Bukan hanya sekedar tempat untuk memasak, makna Paon lebih dari sekedar itu. Masyarakat Bali percaya Paon memiliki fungsi untuk menetralisir energi negatif atau bhuta kala yang mengikuti sampai rumah.

Maka dari itu, ketika datang setelah bepergian, janganlah langsung masuk ke dalam kamar ataupun ke ruang utama dalam rumah. Alangkah lebih baik, masuklah ke dapur terlebih dahulu.

Biasanya, paon sering ditempatkan paling dekat dengan pintu masuk rumah. Tujuannya agar memungkinkan penyucian sebelum memasuki rumah setelah bepergian.

Bungut (mulut) paon juga dihadapkan ke arah selatan dengan lubang di bagian utara. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk menghadap ke selatan saat memasak. Tujuannya yakni sebagai penghormatan terhadap Dewa Brahma, yang juga disebut sebagai Dewa Api.

Selain itu, pentingnya fungsi dapur dilihat dari sisi stana dewata, dapur juga menjadi tempat orang Bali memohon penglukatan. Memohon penglukatan di dapur tidak boleh sembarangan.

Penglukatan biasanya dilakukan setelah pulang dari melayat atau yang biasa disebut (ngayang banjar) dari rumah orang yang meninggal. Penglukatan dilakukan dengan mengambil air dari dapur, kemudian melemparkannya ke atas genteng dapur hingga air tersebut mengalir turun, lalu air tersebut digunakan untuk membasuh kepala dan wajah.

Itulah alasan mengapa orang Bali ke dapur sepulang bepergian. Sudah tau?

Artikel ini ditulis oleh Zheerlin Larantika Djati Kusuma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Hide Ads