World Water Forum (WWF) ke-10 diadakan di Bali. Para delegasi dari berbagai negara akan menyaksikan upacara Segara Kerthi dan Tumpak Uye. Upacara ini merupakan wujud penghormatan terhadap kearifan lokal dan alam Bali.
Melansir baliprov.go.id, masyarakat Bali menganggap air sebagai suatu yang mulia. Sebab, air merupakan sumber dari kehidupan. Oleh karena itu, Segara Kerthi menjadi bagian penting dalam pemuliaan air dan sangat relevan dengan WWF 2024. Sementara upacara Tumpek Uye dilakukan untuk menjaga hubungan harmonis antara manusia dengan tumbuhan dan hewan.
Lantas apa makna upacara Segara Kerthi dan Tumpek Uye? Simak penjelasan berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makna Segara Kerthi
Makna Segara Kerthi yakni air atau samudera sebagai sumber alam tempat meleburnya semua kekeruhan. Air atau samudera harus dilestarikan dengan tidak melakukan kontaminasi maupun perusakan lingkungan. Nilai-nilai kesucian dari air atau samudera juga harus dipertahankan.
Dilansir dari laman baliprov.go.id, upacara Segara Kerthi memiliki tujuan memohon anugerah agar laut senantiasa bersih sekala dan niskala. Selain itu, upacara Segara Kerthi bertujuan untuk memohon kelancaran dan kesuksesan WWF ke-10.
Makna Tumpek Uye
Tumpek Uye atau biasa disebut Tumpek Kandang dirayakan setiap enam bulan sekali. Menurut penanggalan kalender Bali, Tumpek Uye jatuh setiap Sabtu Kliwon Wuku Uye. Upacara Tumpek Uye memiliki makna yang mendalam, yaitu sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih kepada binatang karena dapat membantu dalam kehidupan manusia.
Namun, Tumpek Uye tidak hanya ditujukan kepada binatang, tetapi juga untuk pembersihan terhadap Bhuana Agung (makrokosmos) dan Bhuana Alit (mikrokosmos). Secara garis besar, Upacara Tumpek Uye mengandung makna terima kasih dengan cara membuat sesembahan atau banten untuk para hewan.
Artikel ini ditulis oleh Husna Putri Maharani, Rio Raga Sakti, dan Zheerlin Larantika Djati Kusuma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(hsa/hsa)