Upaya pelestarian budaya di Kabupaten Jembrana terus digencarkan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jembrana mengusulkan jaje bendu, bumbung gebyog, dan male untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.
Kepala Disparbud Jembrana Anak Agung Komang Sapta Negara menjelaskan pengusulan tiga budaya khas Jembrana ini merupakan bagian dari komitmen dalam melindungi dan melestarikan kekayaan budaya lokal.
"Jaje bendu, bumbung gebyog, dan male merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan diakui secara nasional. Penetapannya sebagai WBTB diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Jembrana untuk menjaga dan melestarikan budaya lokalnya," ungkap Sapta Negara ditemui detikBali, Kamis (2/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sapta Negara menuturkan proses pengusulan jaje bendu, bumbung gebyog, dan male sebagai WBTB tidaklah singkat. Dimulai dengan pendataan dan pengumpulan informasi terkait kesenian dan makanan khas serta kearifan lokal Jembrana.
"Kami melakukan pendataan dan pengumpulan informasi secara mendalam, termasuk studi akademisi. Narasi yang kuat juga menjadi kunci dalam proses pengusulan ini," jelas Sapta Negara.
Sapta Negara menegaskan pengusulan WBTB ini juga upaya untuk mematrikan warisan budaya Jembrana agar tidak diklaim oleh pihak lain. Saat ini sudah ada enam budaya Jembrana yang sudah ditetapkan sebagai WBTB, di antaranya makepung, jegog, tari berko, tenun cagcag, kendang mebarung, dan bumbung kepyak.
"Dengan ditetapkan sebagai WBTB, budaya dan tradisi ini semakin dikenal dan dilestarikan oleh generasi muda. Selain itu, diharapkan juga dapat meningkatkan daya tarik wisata Kabupaten Jembrana dengan kekhasan budaya dan tradisinya," imbuhnya.
Jaje Bendu, Bumbung Gebyog, dan Male: Keunikan Budaya Jembrana
![]() |
Jaje bendu merupakan kue khas Jembrana yang terbuat dari kelapa dan gula merah. Kue ini populer sebagai hidangan di berbagai acara hajatan dan kegiatan lainnya di Jembrana. Jaje bendu juga menjadi oleh-oleh khas Jembrana yang digemari wisatawan.
Sementara bumbung gebyog adalah kesenian musik yang terbuat dari bambu. Cara memainkan alat musik ini cukup berbeda, yaitu bilah bambu berbagai ukuran dibenturkan ke alas kayu sehingga mengeluarkan suara yang berirama setiap bilah bambunya.
Kesenian ini juga sering ditampilkan di berbagai event budaya, seperti HUT Kota Negara dan Pesta Kesenian Bali (PKB). Kesenian ini memiliki ciri khas berupa tarian dan musik bambu yang meriah.
Sedangkan male merupakan tradisi masyarakat Loloan yang turun-temurun dilestarikan. Male adalah hiasan telur yang diarak untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW.
(nor/gsp)