Dari Melasti sampai Ngembak Geni, Kenali Prosesi Sebelum dan Sesudah Nyepi

Dari Melasti sampai Ngembak Geni, Kenali Prosesi Sebelum dan Sesudah Nyepi

Ratnasari Cenreng - detikBali
Selasa, 05 Mar 2024 20:15 WIB
CANGGU, BALI, INDONESIA - MARCH 19:  Balinese Hindus woman in a state of trance, screams during Melasti Ritual prior to Nyepi Day on March 19, 2023 at Batubolong Beach, in Canggu Bali, Indonesia. After three years of performing purification ceremony ahead of Nyepi Day on a small scale due to the COVID-19 pandemic Balinese Hindus dressed in predominantly white attire carried sacred effigies of gods and goddesses and ritual paraphernalia from their village temples to the beach to perform a purification ceremony called the Melasti ritual. Balinese Hindus believe the Melasti ritual is a must perform ahead of Nyepi Day, The Day of Silence, to cleanse the soul and nature, recharge the supernatural power of the temples sacred objects and cleanse the temple paraphernalia. The Nyepi Day is a national holiday in Indonesia and is a day for self-reflection and abstaining from distractions such as entertainment. (Photo by Agung Parameswara/Getty Images)
Foto: Getty Images/Agung Parameswara
- Pada hari raya Nyepi, masyarakat Bali tidak melakukan aktivitas selama 24 jam. Tetapi sebelum dan sesudah Nyepi, terdapat berbagai prosesi yang meriah.

Prosesi Upacara Nyepi

Terdapat empat tahapan upacara Nyepi, yaitu upacara Melasti, Pengerupukan, hari raya Nyepi, dan Ngembak Geni.

1. Upacara Melasti

Melasti atau dikenal juga dengan sebutan melis atau mekiyis adalah rangkaian pertama dalam prosesi upacara Nyepi. Upacara Melasti biasanya dilakukan 3 sampai 4 hari sebelum hari raya Nyepi.

Mengutip situs resmi Kelurahan Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat, upacara Melasti bertujuan untuk menyucikan diri secara lahir dan batin. Pada upacara Melasti, sesajen dan benda-benda sakral untuk ibadah diarak lalu disembahyangi di dekat pantai atau danau.

2. Tawur Kesanga dan Pengerupukan

Sehari sebelum hari raya Nyepi, terdapat upacara Tawur Kesanga pada siang hari. Mengutip situs Kementerian Agama Kabupaten Klungkung, Bali, tujuan upacara ini adalah mengembalikan sari-sari alam yang telah digunakan manusia. Sari-sari alam dikembalikan melalui upacara Tawur yang dipersembahkan kepada para Bhuta, agar para Bhuta tidak mengganggu manusia.

Pada sore hari, diadakan upacara Pengerupukan. Mengutip situs Pemerintah Kota Denpasar, pada upacara ini masyarakat menyebarkan nasi tawur dan asap obor atau dupa ke rumah dan pekarangan. Masyarakat juga memukul kentungan hingga menimbulkan bunyi gaduh. Hal ini dilakukan untuk mengusir Bhuta Kala dari lingkungan rumah.

Pengerupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh, yaitu karya seni patung sebagai perwujudan Bhuta Kala. Ogoh-ogoh diarak keliling pemukiman sebelum akhirnya dibakar.

3. Nyepi

Puncak perayaan Nyepi adalah hari raya Nyepi yang menandakan tahun baru di kalender Saka. Selama 24 jam, masyarakat tidak melakukan aktivitas. Sekolah, perkantoran, dan sebagian besar pelayanan umum ditutup, kecuali pelayanan vital seperti rumah sakit.

Dilansir situs resmi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama, terdapat empat pantangan yang harus dipatuhi umat Hindu selama hari raya Nyepi, yaitu amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak menikmati hiburan).

4. Ngembak Geni

Khidmatnya perayaan Nyepi dilanjutkan dengan Ngembak Geni. Mengutip situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sehari setelah hari raya Nyepi, masyarakat Bali akan saling mengunjungi sanak saudara sebagai pertanda memulai lembaran baru dengan hati yang bersih.

Itu dia prosesi sebelum dan sesudah hari raya Nyepi. Jika detikers berada di Bali menjelang Nyepi, cobalah menyaksikan prosesi-prosesi ini.


(fds/fds)

Hide Ads