.webp)
Perayaan Natal di Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Tirta Empul Kerobokan sangat lekat dengan tradisi dan kebudayaan Bali. Mereka juga memiliki tradisi nampah atau menyembelih hewan sebagaimana tradisi Hindu di Bali saat menyambut Hari Raya Galungan.
Ketua Panitia Nataru GKPB Tirta Empul Kerobokan Ketut Efrata menuturkan nampah sudah menjadi tradisi menjelang Natal bagi jemaat setempat. Tahun ini, mereka memotong tiga ekor babi untuk kemudian dibagikan kepada 80-an jemaat.
"Ada tiga ekor babi yang kami sembelih Kamis lalu (21/12/2023). Kami ingin melestarikan budaya Bali di mana gereja berdiri sejak 54 tahun silam," tutur Efrata, Sabtu (23/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Efrata, sebagian besar jemaat di gereja tersebut merupakan warga asli Bali. Ia menjelaskan tradisi nampah merupakan salah satu wujud kebersamaan dan bentuk ungkapan syukur.
"Dari tahun ke tahun, kami memang membagikan daging babi sebagai bentuk rasa syukur bisa kembali merayakan Natal," sambung Efrata.
 Pohon Natal berbahan kayu palet di GKPB Tirta Empul Kerobokan, Badung, Minggu petang (17/12/2023). (Agus Eka/detikBali) (Agus Eka/detikBali) |
Selain nampah, gereja juga menampilkan drama musikal bertajuk "Warisan Iman Bantas Geliling" pada Jumat (22/12/2023). Drama ini mengangkat cerita yang terinspirasi dari buku kesaksian jemaat yang telah diterbitkan pertengahan 2023.
Pertunjukan berdurasi 38 menit berlatar belakang Bali era 1900-an itu mengisahkan tokoh Kristen pertama di Kelurahan (dulunya desa) Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali. Kadek Yohanes Tony selaku sutradara drama juga menyelipkan lagu anak-anak berbahasa Bali, seperti Gowak Maling Taluh.
Seperti Natal tahun-tahun sebelumnya, dekorasi di gereja tersebut juga lekat dengan pernak-pernik khas Bali. Mulai dari penjor hias di halaman gereja hingga hiasan lampu di bale kulkul. Tahun ini, jemaat setempat membuat tiga pohon natal berbahan kayu palet dan barang-barang bekas lainnya.
Tak hanya itu, para jemaat juga akan mengenakan pakaian adat Bali saat beribadah Natal pada 25 Desember nanti. Menurut Efrata, Natal dimaknai sebagai puncak pencapaian atas apa yang telah dilewati sepanjang tahun.
"Pada intinya setiap Natal ingin mengucap syukur agar sepanjang tahun ini diberikan keberkahan," pungkasnya.
(iws/gsp)
