Pernak-pernik khas Natal mulai disiapkan warga di Badung, Bali, jelang hari raya yang jatuh sepekan lagi. Salah satu gereja di Kelurahan Kerobokan, Kuta Utara, Badung, ini misalnya, mulai bersolek dengan penambahan sejumlah pohon natal estetik berbahan kayu palet dan bahan-bahan bekas.
Kerlap-kerlip lampu di tiap sisinya kian mempercantik wajah pohon Natal itu. Jemaat GKPB Tirta Empul Kerobokan, Badung, punya ide untuk memanfaatkan bahan bekas dan kayu palet yang biasanya dipakai untuk pengemasan logistik.
![]() |
Bilah-bilah palet disusun membentuk spiral mengerucut ke atas. Tiang setinggi kurang lebih 2-3 meter menjadi porosnya. Susunan kayu yang sudah membentuk pohon Natal juga dihiasi dengan pernak-pernik khas lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mendekorasi dalam dan luar gereja dalam perayaan Natal tahun ini. Jadi 90 persen itu memang bahan bekas yang diambil acak yang kami kumpulkan sejak beberapa bulan sebelumnya," ujar Ketua Panitia Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 GKPB Tirta Empul Ketut Efrata, Minggu (17/12/2023).
Kata Efrata, persiapan untuk perayaan Natal ini dilakukan sejak dua bulan lalu. Sejak September, tim sudah mengumpulkan bahan-bahan yang dipakai untuk membangun tiga pohon natal kayu palet yang diletakkan di bagian dalam dan luar gereja. Menurutnya, tim menemukan ide memanfaatkan bahan kayu bekas dari media sosial.
"Jadi konsep kami bagaimana membuat pohon Natal ini hemat biaya, ramah lingkungan, agar natural tapi tidak membuat tampilannya kumuh. Gereja punya corak yang natural, yang klasik secara gaya khas Bali, jadi jadi menyatu," jelasnya.
Selain itu, pohon Natal kayu palet itu makin ciamik dengan penambahan lampu kecil di tiap sisinya. Lampu itu dinyalakan tiap sore menjelang malam, sehingga postur dan desain pohon terlihat manis.
"Kalau sudah malam, jam 11 atau 12 malam kami matikan lagi," sambung Efra yang juga jurnalis ini.
Gereja yang terletak di Jalan Raya Semer, Kerobokan, ini memang selalu menyuguhkan konsep natural beberapa tahun sebelumnya. "Tapi saat beberapa tahun terakhir agak sepi karena baru selesai suasana pandemi COVID-19," katanya.
Efrata menegaskan makna Natal tahun ini sebagai puncak pencapaian atas apa yang telah dilewati. Harapannya para jemaat diberikan keberkahan yang melimpah sepanjang tahun.
"Pada intinya setiap Natal ingin mengucap syukur agar sepanjang tahun ini diberikan keberkahan. Walaupun masih di tahun-tahun sulit yang mulai membaik ini kita bisa terus menatap masa depan lebih baik," ucapnya.
(nor/nor)