15 Kata Kasar dalam Bahasa Bali Beserta Artinya, Hati-hati Mengucapkan!

15 Kata Kasar dalam Bahasa Bali Beserta Artinya, Hati-hati Mengucapkan!

Ni Kadek Restu Tresnawati - detikBali
Senin, 30 Okt 2023 00:30 WIB
Jadwal Penutupan Pesta Kesenian Bali (PKB) Minggu 10 Juli 2022, ada  Sendratari
Ilustrasi (Foto: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali)
Denpasar -

Umpatan atau kata kasar tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Meski terkesan kasar, sebagian orang menggunakan umpatan sebagai bahasa pergaulan yang menunjukkan keakraban dengan lawan bicaranya.

Demikian halnya di Bali. Ada beberapa kata kasar dalam Bahasa Bali yang kerap diungkapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, hati-hatilah mengucapkan umpatan atau makian tersebut.

Beberapa umpatan atau makian tersebut memang ada yang lumrah digunakan sebagai bahasa pergaulan. Namun, ada juga kata kasar yang sepatutnya tidak diucapkan. Terlebih jika umpatan itu diucapkan kepada orang asing atau orang yang dituakan dan dihormati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak 15 umpatan dalam bahasa Bali beserta artinya seperti dirangkum detikBali. Sebagai catatan, Anda cukup mengetahuinya dan dianjurkan untuk tidak mengumpat dengan kata-kata bahasa Bali berikut.

1. Cicing cai

ADVERTISEMENT

Bahasa kasar ini kerap diucapkan oleh masyarakat Bali. Berasal dari dua kata, yakni 'cicing' artinya anjing dan 'cai/nani/nyai' yang artinya kamu. Jika diartikan, umpatan ini bermakna 'anjing kamu'.

2. Ndas bedag

Umpatan ini berasal dari dua kata, yakni 'nas/ndas' yang berarti kepala dan 'bedag' yang berarti anak kuda (bebedag). Namun, jika umpatan ini jika diucapkan memiliki arti 'sialan'.

3. Naskleng

Umpata ini termasuk lumrah di kalangan masyarakat Bali. maknanya juga hampir sama dengan kata bangsat.

4. Bebangkan

Bebangkan merupakan bahasa kasar yang memiliki arti bedebah.

5. Sakit gede

Umpatan ini mungkin tidak sama dengan arti dari sakit gede itu sendiri. Jika Anda mengartikannya sebagai sakit besar, maka sebenarnya umpatan ini berarti sialan atau sial.

6. Pirata

Bahasa kasar ini sangat tidak dianjurkan untuk digunakan. Berasal dari daerah Singaraja, kata pirata mengarah ke leluhur sehingga tidak dianjurkan untuk diucapkan.

7. Jelema Lengeh

Umpatan ini berasal dari kata 'jelema' atau manusia dan 'lengeh' yang artinya 'bodoh, gila'. Jadi, jelema lengeh merupakan umpatan kepada orang yang bodoh, ceroboh, lalai, dan sebagainya.

8. Bungut gebuh

Bungut gebuh merupakan umpatan yang berasal dari dua kata. Pertama, 'bungut' merupakan bahasa bali kasar yang berarti mulut dan biasanya digunakan untuk hewan. Kedua, 'gebuh' yang berati gembur. Jadi, umpatan ini berarti mulut yang gembur atau ungkapan kepada orang yang sering membual, berbohong, bergosip.

9. Liunan peta

Bahasa kasar ini berasal dari kata 'liunan' yang berarti banyak (liu) dan 'peta' yang artinya bicara. Jadi, liunan peta berarti banyak bicara.

10. Nani/Siga

Sebenarnya, kata nani/siga berarti kamu. Namun, ungkapan ini hanya diucapkan di beberapa daerah Singaraja karena katanya yang termasuk kasar.

11. Kleng

Berdasarkan artikel kajian sosiolinguistik, kleng berarti alat kelamin laki-laki.

12. Peletan

Umpatan peletan berarti purus atau alat kelamin laki-laki.

13. Amah/Pante/Nyegseg

Bahasa kasar ini berarti makan atau rasakan. Biasanya, umpatan ini ditujukan kepada orang yang tidak bisa diberi tahu.

14. Bedag poleng

Jika diartikan, umpatan ini berarti 'tidak ada apa-apa'. Biasanya ditujukan kepada orang yang banyak janji atau bicara.

15. Dakin teli/jit

Umpatan ini mengarah kepada anggota tubuh seseorang, yakni pantat/alat kelamin wanita.

Itulah dia beberapa umpatan dalam bahasa Bali beserta maknanya. Jangan sampai salah menggunakan umpatan ini, Semeton!

Artikel ini ditulis oleh Ni Kadek Restu Tresnawati peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads