Maestro tari I Ketut Maria telah menjadi ikon seni yang tidak bisa lepas dari Kabupaten Tabanan. Namanya sampai sekarang tetap dikenang sebagai pencipta tari Oleg Tamulilingan, Kebyar Terompong, dan Kebyar Duduk.
Bahkan, I Ketut Maria ditetapkan sebagai nama sebuah gedung kesenian yang berada di tengah Kota Tabanan.
Kiprah I Ketut Maria yang sempat melakukan lawatan seni pada pertengahan dekade 50-an dan 60-an tersebut seolah tiada habisnya untuk dikupas.
Dalam beberapa hari terakhir ini, Dinas Kebudayaan (Disbud) Tabanan sedang mengumpulkan kembali rekam jejak I Ketut Maria.
Ini dilakukan dengan menemui dan menyerap cerita sejumlah anak didik Maria yang masih hidup. Hasil dari penelusuran itu akan dirangkum sebagai materi kesenian pada Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-45 di 2023.
"Sekaligus sebagai bentuk penghargaan kepada I Ketut Maria. Semacam tribute to Maria," jelas Kepala Bidang Kesenian Disbud Tabanan Ni Luh Nyoman Sri Suryati, Minggu (12/3/2023).
Bahkan Sri Suryati, bahan yang diperoleh dari penelusuran melalui anak-anak didik I Ketut Maria ini diharapkan bisa menjadi buku untuk menambah referensi kesenian Bali.
"Selagi sumbernya (anak-anak didik I Ketut Maria) masih ada," imbuhnya.
Sri Suryati menuturkan penelusuran rekam jejak I Ketut Maria telah dimulai sejak pekan ini. Orang pertama yang dijumpai timnya adalah Sagung Alit Arumini.
Ia merupakan anak didik Maria yang sempat mengikuti lawatan seni ke Eropa pada 1957.
"Beliau (Sagung Alit Arumini) waktu itu sebagai penari perempuan Oleg Tamulilingan. Di Eropa ia menari selama kurang lebih delapan bulan," tuturnya.
Anak didik I Ketut Maria sudah sepuh di halaman selanjutnya
Simak Video "Video: CHANDI Summit 2025 Bakal Digelar di Bali September Mendatang"
(hsa/irb)