'Cara Bebek' dan Perkembangan Musik Berbahasa Bali

'Cara Bebek' dan Perkembangan Musik Berbahasa Bali

Agus Eka Purna Negara - detikBali
Senin, 06 Mar 2023 21:20 WIB
Jegeg Bulan, penyanyi lagu Care Bebek yang mendadak viral di medsos.
Jegeg Bulan, penyanyi lagu 'Care Bebek' yang mendadak viral di medsos. (Foto: IST)
Denpasar -

"Ngude beli liu munyi / Care bebek kwek kwek kwek kwek

Liu munyi ngobral janji / Wa wa wa wa we we we we

Jungklang jungkling mencintai

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ngude beli mengingkari / Aduh sakit hati ini..."

Begitulah nukilan lagu Cara Bebek yang mendadak viral di berbagai platform media sosial. Lagu yang dipopulerkan penyanyi Jegeg Bulan itu dikemas dengan irama koplo yang membuat pendengarnya tak henti untuk berjoget.

ADVERTISEMENT

Lagu Cara Bebek menggunakan lirik berbahasa campuran Bali dan Indonesia. Bahasa Bali seakan 'naik kelas' karena lagu tersebut tak hanya dinikmati oleh orang Bali, melainkan juga orang luar Bali.

Pengamat musik Bali I Made Adnyana mengatakan kehadiran musisi pop Bali menjadi salah satu poros eksistensi pemakaian Bahasa Bali di masyarakat. Menurutnya, musik berbahasa Bali sudah sejak lama menjadi medium pelestarian bahasa Bali.

"Munculnya musisi yang membawakan lagu dengan lirik berbahasa Bali, makin menegaskan bahwa bahasa Bali makin naik kelas. Di banyak kalangan, terutama anak muda dan masyarakat perkotaan, dulunya dicap kurang peduli atau kurang akrab dengan bahasa Bali," kata Adnyana, beberapa waktu lalu.

Akademisi yang turut menggagas kemunculan sejumlah ajang anugerah musik di Bali ini berpandangan lagu berbahasa Bali atau musik pop Bali unik dan khas. Pilihan-pilihan nadanya mudah menyusup ke telinga para pendengar.

Dari sudut pandang musisi, Adnyana mengatakan pemilihan diksi dalam lagu mestilah memakai kata yang sederhana. Penggunaan gaya bahasa, ungkapan seperti sesenggak (perumpamaan), bladbadan (peribahasa) juga bisa kerap dilakukan para penulis lagu Bali.

"Bahasa Bali tidak harus rumit. Jika ada yang ragu karena mempertimbangkan sor singgih bahasa Bali, ada pilihan menggunakan bahasa Bali kepara atau bahasa yang lumrah atau umum digunakan," imbuhnya.

Perkembangan Musik Pop Bali dari Masa ke Masa

Pengamat musik Bali I Made AdnyanaPengamat musik Bali I Made Adnyana. (Istimewa)

Adnyana kemudian merunut perkembangan musik pop Bali yang dinamis dari masa ke masa. Lagu Bali yang dulu terbatas pada lagu tradisional seperti pupuh atau kidung, akhirnya bersentuhan dengan alat musik modern pada awal 50-an hingga 60-an.

Sejumlah tokoh musik Bali seperti Gede Darna, Anak Agung Made Cakra mulai mengenalkan lagu pop modern berbahasa Bali. Namun demikian, lanjut Adnyana, ciri khas tembang Bali masih kuat terasa. Pada masa ini, lagu pop Bali hanya hidup dari acara ke acara, atau sesekali on air di radio.

Pada pertengahan 70-an, lagu Kusir Dokar yang dipopulerkan Anak Agung Made Cakra kerap diputar di radio. Lagu tersebut menarik perhatian produser rekaman, Bali Stereo. Perusahaan rekaman yang kemudian berubah nama menjadi Bali Record ini memproduksinya dalam bentuk pita kaset secara masal.

"Inilah awal industri rekaman lagu berbahasa Bali di era 80-an. Warnanya beragam, nuansa kocak mengikuti trend lagu nasional kala itu dengan Tut Bimbo, Yong Sagita, Yan Berro sebagai pelakunya. Era 90-an lagu nuansa Mandarin lewat Widi Widiana, Panji Kuning, banyak lagi. Musik berbahasa Bali makin dikenal," jelas jurnalis senior yang menelurkan buku Kene Keto Musik Pop Bali ini.

Memasuki awal 2000-an, musik Bali yang dulunya digawangi penyanyi tunggal dan didominasi genre pop, mulai bertransformasi. Pada era ini, lagu Bali mulai disajikan lebih berwarna, dari rock, reggae, blues, hingga punk. Sesuatu yang dianggap tak biasa dilakukan musisi Bali di era sebelumnya.

Gebrakan menyusupkan bahasa Bali dalam lagu-lagu rock dilakukan band Lolot, XXX, Bintang, 4WD. Band-band tersebut melakukan rekaman full track dan beredar luas di pasaran. Adnyana menilai, mereka berhasil menggaet penggemar anyar lagu Bali sehingga Bahasa Bali semakin membumi.

"Musisi Bali menjembatani dan memudahkan banyak kalangan untuk mempelajari dan mengikuti Bahasa Bali. Bahasa Bali sebelumnya mungkin dianggap rumit dan kurang gengsi," pungkasnya.




(iws/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads