Sebanyak 10 keris pusaka peninggalan Raja Karangasem beserta 1 keris pajenengan Ida Bhatara Alit Sakti diupacarai saat rahina Tumpek Landep, Sabtu (5/11/2022). Upacara terhadap keris pusaka tersebut digelar di Puri Agung Karangasem.
Manggala Puri Agung Karangasem, Anak Agung Bagus Partha Wijaya mengatakan 10 keris pusaka peninggalan Raja Karangasem terakhir diwariskan kepada 10 orang putranya saat itu. Hingga kini, keris tersebut masih dipegang oleh keturunan dari anak-anak Raja Karangasem tersebut.
"Keris pusaka ini dibawa oleh keturunan dari anak-anak Raja Karangasem, termasuk saya. Saat Tumpek Landep, semua keris pusaka dikumpulkan di Puri Agung Karangasem untuk diupacarai," kata Wijaya, Sabtu (5/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wijaya menjelaskan, 10 keris pusaka tersebut memiliki nama yang berbeda-beda. Ada keris Bedawang Nala, keris Ki Mumbul, keris Sekar Gadung, keris Segara Winotan, keris Jaga Satru. Kemudian keris Sekar Tanjung, keris Ki Baru Leak, keris Ki Selingsing, keris Ki Rengit, dan keris Ki Baju Rante.
Menurut Wijaya, keris pusaka tersebut juga memiliki keistimewaan masing-masing. Keris yang disakralkan itu pernah digunakan untuk berperang di masa lampau. Ada pula yang digunakan sebagai sarana pengobatan. Meski begitu, sebagian besar keris pusaka tersebut digunakan untuk kewibawaan.
"Sebelum diupacarai seluruh keris tersebut di-wangsuh atau dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air suci dari air kelapa, air laut, air kelebutan, dan air kumkuman yang dipimpin oleh Ida Pedanda," tutur Wijaya.
Hal tersebut dilakukan untuk menyucikan dan menghilangkan mala atau energi negatif yang ada di dalam keris tersebut. Setelah diupacarai, keris pusaka itu diharapkan kembali bertuah dan memiliki kekuatan.
Selain itu, pelaksanaan upacara Tumpek Landep juga menjadi ajang silaturahmi antar-semeton dari Puri Agung Karangasem. Terlebih, seluruh keturunan dari Raja Karangasem berkumpul di Puri saat upacara tersebut digelar.
(iws/hsa)











































