Rahina Sabuh Mas dirayakan sehari setelah Soma Ribek atau tiga hari setelah Hari Raya Saraswati. Sabuh Mas datang setiap 210 hari sekali, tepatnya pada Selasa atau Anggara Wage Wuku Sinta. Umat Hindu di Bali kembali merayakan Sabuh Mas pada Selasa, 25 Oktober 2022.
Sebagaimana Banyu Pinaruh dan Soma Ribek yang dilaksanakan sebelumnya, Sabuh Mas menurut tradisi Hindu di Bali juga masih menjadi rangkaian dari Hari Raya Saraswati. Jika Soma Ribek diidentikkan dengan hari pangan-nya orang Hindu Bali, maka Sabuh Mas merupakan perayaan terhadap papan atau harta benda.
Dilansir dari laman resmi PHDI, umat Hindu di Bali memuja Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Mahadewa. Pemujaan tersebut sebagai wujud bhakti atau syukur atas dilimpahkan-Nya raja berana seperti logam mulia, permata, manik, dan harta lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upacara saat Sabuh Mas bukan berarti untuk memuja harta benda. Benda-benda fisik dan harta kekayaan itu diupacarai sebagai wujud syukur atas keberlimpahan yang direstui oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sama halnya ketika upacara Tumpek Uye atau Tumpek Kandang: yang diupacarai memang hewan, tetapi hal itu adalah wujud penghormatan terhadap hewan yang juga memberi manfaat untuk kehidupan manusia.
Secara filosofis, rahina Sabuh Mas juga masih berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan yang telah diturunkan saat Hari Raya Saraswati. Artinya, emas dan harta benda yang dimiliki hari ini bisa didapat karena ilmu pengetahuan yang telah dipelajari.
Dengan demikian, kearifan lokal yang dimiliki orang Bali selalu disimbolkan melalui tata laksana yang dibingkai dengan syukur dan kebijaksanaan. Mulai dari proses belajar atau menimba ilmu hingga ilmu itu dipergunakan untuk mencapai kesejahteraan lahir maupun batin. Semuanya dirayakan dengan bhakti dan penuh syukur.
Baca juga: Banyu Pinaruh dan Fenomena Melukat di Bali |
Meski begitu, perayaan Sabuh Mas di Bali biasanya tidak sesemarak seperti Saraswati maupun Banyu Pinaruh. Warga kebanyakan merayakannya dengan sembahyang di merajan rumah masing-masing.
Beberapa sarana upakara atau banten yang umumnya digunakan saat Sabuh Mas antara lain daksina, suci peras penyeneng, canang lenga wangi, sesayut atau amerta sari, burat wangi, dan reresik. Banten tersebut dihaturkan di sanggah atau piasan.
(iws/hsa)