Sanggar Waisyaka Muni Karangasem Bangkitkan Lagi Kesenian Drama Gong

Sanggar Waisyaka Muni Karangasem Bangkitkan Lagi Kesenian Drama Gong

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Minggu, 25 Sep 2022 15:06 WIB
Para pemain Drama Gong dari Sanggar Waisyaka Muni saat tampil beberapa waktu yang lalu
Para pemain Drama Gong dari Sanggar Waisyaka Muni saat tampil beberapa waktu yang lalu. Foto: ist
Karangasem -

Kesenian Drama Gong sempat populer di kalangan masyarakat beberapa tahun silam. Tapi karena tidak ada regenerasi kesenian tersebut sempat vakum.

Saat ini kesenian Drama Gong kembali dibangkitkan oleh Sanggar Waisyaka Muni Karangasem yang merupakan gabungan dari mahasiswa dan alumni STKIP Agama Hindu Amlapura.

Salah satu Pembina di Sanggar Waisyaka Muni sekaligus Dosen di STKIP Agama Hindu Amlapura I Komang Badra (43) mengatakan bahwa tujuan utama terbentuknya sanggar tersebut adalah untuk melestarikan kembali kesenian Drama Gong. Supaya bisa kembali eksis di masyarakat setelah sempat vakum karena tidak ada regenerasi dan juga perkembangan zaman saat ini sehingga Drama Gong semakin ditinggalkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya kita sempat pesimis kalau Drama Gong bisa kembali diterima di masyarakat dengan adanya perkembangan teknologi saat ini. Tapi setelah kita tampil untuk pertama kali pada bulan Juli 2022 yang lalu ternyata respon masyarakat sangat luar biasa," kata Badra, Minggu (25/9/2022).

Dengan respon tersebut, membuat seluruh pemain dan juga para pembina menjadi bersemangat dan ingin terus melestarikan kesenian Drama Gong untuk terus berlatih dengan beberapa judul yang berbeda. Bahkan untuk saat ini anggota dari Sanggar Waisyaka Muni mencapai 59 orang secara keseluruhan yang merupakan gabungan dari mahasiswa dan juga alumni STKIP Agama Hindu Amlapura.

ADVERTISEMENT

"Kita terbentuk di awal tahun 2021, tapi baru berani tampil bulan Juli yang lalu. Karena persiapan kita sangat panjang mulai dari mencari pemain, latihan, mencari karakter pemain dan yang lainnya. Setelah semuanya sudah siap baru kita berani tampil," jelas Badra.

Setelah tampil untuk pertama kalinya, saat ini Sanggar Waisyaka Muni mendapat banyak order untuk tampil. Tapi semua itu tidak bisa diambil karena berkaitan dengan kesibukan para anggota di kampus.

Badra juga mengatakan untuk bayaran ia belum berani mematok harga mahal karena baru memulai. Untuk bayaran ia mengaku minimal Rp 3 juta untuk sekali pentas. Tapi kalau bersifat ngayah cukup disiapkan konsumsi, banten pejatian dan juga makanan ringan.

Badra berharap dengan adanya Sanggar Waisyaka Muni yang membangkitkan kembali kesenian Drama Gong bisa diikuti oleh sanggar-sanggar yang lainnya. Karena kesetiaan Drama Gong ini harus tetap lestari dan kembali ke masa kejayaannya seperti dulu.

"Kami tidak akan merasa tersaingi jika muncul sanggar yang membangkitkan kembali kesenian Drama Gong. Kami justru bangga karena kesenian tersebut bisa kembali eksis di masyarakat," lanjut Badra.

Sementara itu, pembina Sanggar Waisyaka Muni lainnya yang sekaligus merupakan pembuat judul pementasan Jro Mangku Kadek Susena mengaku, kendala yang dialami untuk membangkitkan kembali kesenian Drama Gong yang paling utama adalah soal biaya. Karena untuk sekali pentas butuh biaya yang cukup besar terutama dari pakaian, make up dan yang lainnya.

"Selain biaya, mencari pemain yang pas dengan karakter tokoh yang diperankan juga cukup sulit. Terutama jika memainkan judul pementasan yang berbeda. Jadi kita harus mencari pemain yang pas dengan karakter tokoh yang diperankan dan itu butuh waktu yang lumayan panjang, itulah kendala yang kita hadapi selama ini," ujar Susena.

Tapi, dengan semangat dari para pemain untuk membaktikan kembali kesenian Drama Gong. Semua pemain berusaha sangat maksimal untuk menguasai tokoh yang diperankan. Apalagi jika tampil dengan jarak waktu yang berdekatan dengan judul pementasan yang berbeda. Tapi pihaknya tetap berusaha supaya para pemain dapat tampil maksimal untuk memerankan tokoh dalam judul pementasan tersebut.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads