Lesung dan alu pada masanya tidak hanya digunakan sebagai alat untuk mengolah padi menjadi beras, tetapi juga sebagai alat komunikasi. Bunyi yang keluar dari benturan lesung dan alu menjadi musik ritmis yang disebut ngotok, yang saat ini sudah hampir punah.
Alunan musik ritmis dari lesung dan alu kini hanya terdengar setahun sekali karena hanya tampil saat Festival Budaya Loloan. Dalam festival bertajuk Loloan Jaman Lame merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H, Sabtu (30/7/2022), alunan musik dari lesung dan alu menggema memeriahkan festival.
"Warga di sini menyebut ngotok, dari ketungan," kata Ali Nasri (63), pelatih musik ngotok sekaligus tokoh warga di Loloan Timur, ditemui detikBali di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ngotok tidak hanya cara untuk mengolah padi menjadi beras, tetapi sebagai komunikasi sosial. Konon, kata sesepuh Loloan, setiap ada hajatan seperti pernikahan dan sunatan, selalu ngotok untuk mengundang warga lain datang memasak.
"Kalau sudah ada bunyi ngotok, berarti warga sudah kumpul di rumah yang punya hajat," ungkapnya.
Karena suara yang ditimbulkan dari tradisi ngotok ini berirama dan enak didengar, sehingga menjadi hiburan bagi warga lain. Ngotok tidak bisa dilakukan semua orang, harus belajar dulu agar bisa mengeluarkan irama yang enak didengar.
"Generasi yang dulu bisa, semua sudah tidak ada. Tapi karena ini tradisi yang hampir punah, jadi kami coba terus lestarikan," ungkapnya
Sebelum ngotok dijadikan salah satu pertunjukan dalam Festival Loloan Jaman Lame, warga yang semua perempuan paruh baya latihan lebih dulu. "Ngotok ini dimainkan 10 orang, di kanan lima, di kiri lima. Semuanya ibu-ibu," imbuhnya.
Saat ini, sambung Ali, lesung atau ketungan yang terbuat dari kayu nangka ini sudah tidak banyak ada di Loloan. Bahkan, hanya ada tiga buah di Jembrana.
"Di Loloan barat ada, di Kombading ada, dan di Tegalbadeng," ujarnya.
Karena alatnya sudah tidak ada, bahkan hampir punah, kata Ali, terpaksa meminjam ke desa lain yang masih ada. "Usianya sudah 2,5 abad. Untuk di Loloan Timur sudah tidak ada. Ini pinjam di warga Tegal Badeng Timur yang memiliki alu ketungan," tukasnya.
(irb/irb)