Kreasi instrumen gamelan Gambyuh Agung turut ditampilkan dalam pawai atau peed aya Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2022 di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi, Denpasar, Minggu (12/6/2022). Pementasan Gambyuh Agung ini dibawakan oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang di dalamnya juga mengangkat drama tari yang populer di abad ke-15.
"Kita mengkreasi instrumen gamelan baru, jadi namanya Gambyuh Agung. Jadi Gambyuh Agung ini berangkat dari dua konsep, pertama kita memiliki drama tari namanya Tari Gambyuh, jadi yang populer yang sudah masyhur dari abad 15 zaman (Raja) Waturenggong," kata Rektor ISI Denpasar Wayan 'Kun' Adnyana, Minggu (12/6/2022).
Kun mengatakan, instrumen Gambyuh Agung yang ditampilkan bertajuk Langlang Tembang Danu. Secara musikal dipandu menggunakan suling gambuh (seruling yang berukuran panjang). Sejauh ini, suling gambuh ini belum pernah dipakai sebagai instrumen prosesi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih lagu, seruling berukuran panjang itu tidak mungkin dimainkan (ditiup) sembari berjalan. Oleh sebab itu, pihaknya menyiapkan semacam wahana semacam ogoh-ogoh yang berfungsi mengangkut para peniup seruling saat peed aya PKB.
"Nah sehingga tidak mungkin ini berjalan meniup, jadi karena karena panjang dan ada angin pasti yang meniup, makanya kita membuat ogoh-ogoh yang besar ini raksasa ini," terang Kun.
Adapun ogoh-ogoh yang dibuat yakni berbentuk ikan besar atau Mina Agung. Konsep ini sekaligus sebagai pengaplikasian tema PKB ke-44 yakni Danu Kerthi. Di atas ikan besar inilah suling gambuh, penabuh hingga mandolin bakal diarak saat peed aya PKB ke-44.
Berikutnya, instrumen Gamelan Gambyuh ini juga terdiri dari delapan jenis yang semuanya gamelan melodis. Delapan jenis gamelan ini berkonsep Asta Suara Bisah. Secara musikal, saat Gamelan Gambyuh dimainkan, akan terdengar riuh seperti baleganjur.
"Jadi bisah, kan 'h' itu tidak berhenti dia. Dia konsonan tetapi tidak berhenti. Jadi mendesah terus gitu, mengalir. Jadi (disebut) Asta Suara Bisah. Nah di situ ada seruling gambuh, ada reong yang jenis gamelan gong, terus kemudian ada mandolin, terus kemudian ada nggong, gunggung gebyok tanpa memakai cengceng," ungkapnya.
"Karena instrumen proses yang umum kan baleganjur, nah kita buat betul-betul garapan baru jadi dari dua konsep itu. Jadi konsep menggemakan gambuh menjadi gambyuh, terus konsep instrumen yang melodis, jadi mengalir dengan Asta Suara Bisah itu," paparnya.
Kun mengungkapkan, pementasan Gambyuh Agung ini melibatkan sebanyak 88 penabuh, 11 penari dan 5 orang penari naga. Sehingga jumlah seniman secara keseluruhan yang tampil dalam instrumen Gamelan Gambyuh ini sebanyak 104 orang. Semuanya disiapkan kurang lebih selama tiga bulan.
"Ada tiga bulan (persiapannya), karena memang kreasi baru dan ini juga merespons tema Danu Kerthi itu, jadi dengan merespons Danu Kerthi kita bisa menciptakan satu instrumen gamelan baru namanya Gambyuh Agung," ungkap Kun.
Untuk diketahui, PKB ke-44 tahun 2022 akan dibuka oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi, siang hari ini. Adapun pawai atau peed aya bakal menampilkan perwakilan atau duta kesenian dari masing-masing kabupaten/kota di Bali.
(iws/iws)