Menapaki Pura Lempuyang Luhur, Jadi Spot Foto Favorit Wisatawan

Menapaki Pura Lempuyang Luhur, Jadi Spot Foto Favorit Wisatawan

Tim detikBali - detikBali
Kamis, 19 Mei 2022 06:44 WIB
Pura Lempuyang Luhur di Karangasem, Bali
Gapura putih berlatar Gunung Agung bak gerbang surga membuat keberadaan Pura Lempuyang Luhur di Karangasem Bali kerap menjadi spot foto wisatawan. (Foto: Brigida Emi Lilia/d'Traveler)
Karangasem -

Pura Lempuyang Luhur merupakan salah satu dari enam pura berstatus Sad Kahyangan Jagat di Bali.

Pura Lempuyang Luhur berlokasi di Desa Tista, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Pura ini cukup tersohor di kalangan wisatawan.

Gapura putih berlatar Gunung Agung bak gerbang surga membuat keberadaan Pura Lempuyang Luhur kerap menjadi spot foto wisatawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di spot ini, Anda dapat menikmati indahnya puncak Gunung Lempuyang atau kerap disebut Bukit Bisbis. Untuk mencapai spot ini, Anda harus berjalan mendaki 1.700 anak tangga lebih dulu dari area parkir.

Jika Anda ingin mengunjungi Pura Lempuyang Luhur, Anda juga dapat memulai perjalanan dengan melewati kelokan disertai tanjakan. Pengunjung perlu usaha ekstra untuk menuju puncak lantaran harus melewati belukar di antara pohon-pohon tropis.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, Anda juga dapat menikmati kicauan burung di alam bebas dan menyaksikan kera-kera liar bergelantungan saat perjalanan.

Adapun tempat pertama dapat Anda kunjungi adalah Pura Lempuyang Madya yang termasuk Pura Dang Kahyangan.

Dilansir dari laman resmi karangasemkab.go.id, status yang kasungsung (dipuja) oleh umat Hindu di ini diyakinkan adalah Ida Batara Empu Agenijaya dan Empu Manik Geni.

Adapun palinggih yang ada di antaranya palinggih bebaturan linggih Batara Empu Agenijaya sareng Empu Manikgeni, Gedong Tumpang Siki (satu), dua dan tiga, Manjangan Saluang, Sanggar Agung, Bale Pawedaan, serta Bale Pesandekan.

Bagi wisatawan yang gemar trekking, melakukan perjalanan ke Pura Luhur ini akan memberikan sensasi menantang karena ada beberapa jalur pendakian menuju puncak.

Namun jika ingin lebih mudah, pengunjung juga sudah disediakan jalur utama dengan tangga berundak yang biasa digunakan oleh umat Hindu sebagai jalur persembahyangan.

Satu hal yang penting dipersiapkan adalah ketahanan fisik, dan tentu saja hati yang tulus suci, dan pantangan-pantangan yang patut dipatuhi.
Berkata kasar saat perjalanan hingga membawa atau makan daging babi juga tidak diperbolehkan.

Selain itu, orang cuntaka (seperti ada keluarga yang meninggal), wanita haid, menyusuai, anak yang belum tanggal gigi susu sebaiknya jangan dulu masuk pura atau bersembahyang ke pura tersebut. (*)




(iws/iws)

Hide Ads