Bali mencatat inflasi 0,40% pada November 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) juga melaporkan inflasi tahun berjalan di Bali sebesar 2,20%. Sementara inflasi year on year (yoy) tercatat 2,51%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja menyampaikan sejumlah risiko yang perlu diwaspadai ke depan.
"Antara lain tingginya permintaan barang dan jasa pada periode HBKN Natal dan tahun baru, berlanjutnya kenaikan harga emas dunia, serta kenaikan harga BBM non subsidi pada Desember 2025," ucap Erwin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/12/2025).
Erwin menambahkan ketidakpastian cuaca pada masa peralihan musim hujan juga dapat memicu peningkatan hama serta organisme pengganggu tanaman yang berdampak pada produksi pangan dan hortikultura.
"Dalam menghadapi potensi tekanan inflasi kedepan dan menyambut HBKN Galungan-Kuningan, Bank Indonesia Provinsi Bali terus memperkuat sinergi dan inovasi bersama Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali melalui implementasi strategi 4K," katanya.
Adapun 4K tersebut yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
Erwin menjelaskan pada high level meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) tanggal 14 November 2025, Gubernur Bali Wayan Koster mengarahkan agar kerja sama antar TPID diperkuat di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota. Penguatan tersebut disebut penting untuk memastikan efektivitas program pengendalian harga di lapangan.
Selain itu, Wakil Menteri Dalam Negeri juga memberikan arahan agar pemerintah provinsi berkontribusi dalam pencapaian target nasional. "Dalam hal ini, Wamendagri menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan program pengendalian inflasi di Bali. Kedepan, TPID Provinsi dan seluruh TPID kabupaten/kota di Bali akan terus mendorong penguatan dan perluasan pelaksanaan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP)," sebutnya.
Menurut Erwin, GNPIP merupakan langkah menjaga stabilitas inflasi melalui penguatan regulasi, pasokan, dan efisiensi distribusi. Sinergi juga akan ditempuh lewat operasi pasar, pengawasan dan percepatan penyaluran SPHP, serta kerja sama antar daerah baik dalam maupun luar Bali.
Upaya tersebut termasuk peningkatan efisiensi rantai pasok pangan dengan melibatkan BUMDes, Perumda pangan, dan koperasi. Kolaborasi pelaku hulu hingga hilir juga diperkuat, mulai dari petani, penggilingan, Perumda pangan, hingga sektor hotel, restoran, dan kafe (horeka) melalui regulasi pemanfaatan produk pangan lokal.
"Dengan langkah-langkah strategis tersebut, Bank Indonesia Provinsi Bali optimis inflasi pada tahun 2025 akan tetap terjaga dalam rentang sasaran nasional sebesar 2,5 persen ± 1 persen," ujar Erwin.
Simak Video "BI Tahan BI-Rate di Level 4, 75%, Fokus pada Stabilisasi Rupiah"
(dpw/dpw)