Pemkot Mataram Tanggapi Kritik Titiek Soeharto soal Gudang Bulog Dekat TPS

Pemkot Mataram Tanggapi Kritik Titiek Soeharto soal Gudang Bulog Dekat TPS

Nathea Citra - detikBali
Kamis, 13 Nov 2025 17:08 WIB
Sekda Kota Mataram Lalu Alwan Basri saat diwawancarai di ruangannya, Kamis (13/11/2025).
Sekda Kota Mataram Lalu Alwan Basri saat diwawancarai di ruangannya, Kamis (13/11/2025). (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menanggapi kritik Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto soal kondisi gudang Bulog di Kecamatan Sandubaya yang dinilai kumuh dan tak layak. Gudang peninggalan era Presiden Soeharto itu kini berdampingan dengan tempat pembuangan sampah (TPS), sehingga dinilai tidak higienis untuk penyimpanan beras.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram, Lalu Alwan Basri, menjelaskan bahwa Pemkot menghadapi kendala dalam pengelolaan sampah karena tempat pembuangan akhir (TPA) Kebon Kongok ditutup. Akibatnya, sekitar 250 ton sampah per hari terpaksa ditampung sementara di TPS Sandubaya.

"Surat dari Bulog memang ada beberapa kali (masuk ke Pemkot Mataram terkait keluhan sampah di area TPS Sandubaya), namun kendala kita saat ini untuk membuang sampah sekitar 250 ton per hari (kemana?). Karena TPA Kebon Kongok tutup, sehingga satu-satunya jalan adalah di situ (TPS Sandubaya), kita punya lahan," kata Alwan di ruang kerjanya, Kamis (13/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Alwan, hingga kini TPA Kebon Kongok masih membatasi pengiriman sampah dari Mataram ke Lombok Barat. Karena itu, Pemkot menggunakan lahan di TPS Sandubaya sebagai penampungan sementara hingga proses pembuangan bisa kembali normal.

ADVERTISEMENT

"Sampai saat ini Kebon Kongok masih membatasi kita untuk membuang disitu, (jadi mau tidak mau) kita harus duduk bersama untuk pembuangan di TPST (di Lombok Barat) yang akan kita gunakan bersama Lobar dan Provinsi. Namun, sampai sekarang, kami belum difasilitasi (provinsi)," ujarnya.

Alwan mengatakan Bulog telah meminta agar Pemkot tidak lagi membuang sampah sementara di lokasi dekat gudang. Namun, pemerintah kota belum memiliki lokasi alternatif.

"Bulog minta kita untuk tidak melakukan (pembuangan) disitu, tapi lahan untuk (lokasi) membuangnya kita ndak ada. Rencana Pak Wali, kita akan gunakan lahan SPALDT. Namun, ini masih proses di SPALDT. Jadi satu-satunya lahan kita (untuk sementara) ya disana (TPS Sandubaya)," katanya.

"Bukan kita menutup mata. Tapi kita belum punya (jalan) alternatif. Ini bersifat sementara," tegasnya.

Alwan juga menuturkan bahwa keberadaan TPS Sandubaya justru lebih dulu ada dibandingkan gudang Bulog.

"TPS itu sudah lama, sekitar 2001 sudah ada TPS itu. (Sebelum jadi gudang beras Bulog) duluan kita," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto menyoroti kondisi gudang Bulog di Sandubaya yang dinilai tidak layak karena berdampingan dengan tempat pembuangan sampah.

"Dulu dibangun di zaman Pak Harto, bagus masih kokoh, tapi sebelahnya tiba-tiba ada tempat pembuangan sampah di Sandubaya. Baunya sudah menyengat. Nah ini kan kurang higenis untuk beras, untuk disimpan di situ," kata Titiek saat berkunjung ke Kantor Gubernur NTB, Rabu (12/11/2025).

Titiek meminta pemerintah provinsi dan Pemkot Mataram segera memindahkan lokasi tempat pembuangan agar tidak berdekatan dengan fasilitas Bulog.

"Supaya diperhatikan bagaimana caranya supaya TPA ini direlokasi di tempat yang lain," katanya.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads