Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali mencatat sebanyak 9.704 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi sejak awal tahun 2025. Dari jumlah tersebut, 14 orang dilaporkan meninggal dunia.
Berdasarkan data Dinkes Bali, kasus DBD meningkat pada awal tahun. Pada Januari tercatat 1.542 kasus dengan dua kematian. Angka ini naik pada Februari menjadi 1.841 kasus dengan lima kematian.
Kepala Dinas Kesehatan Bali, I Gede Anom, mengatakan peningkatan kasus DBD di awal tahun terjadi karena Bali memasuki musim hujan.
"DBD sangat erat dengan curah hujan, jadi kalau curah hujan tinggi biasanya kasus juga naik," kata Anom kepada detikBali, Rabu (8/10/2025).
Memasuki bulan Maret, jumlah kasus menurun secara bertahap. Dinkes mencatat 1.685 kasus pada Maret, 1.360 kasus pada April, 1.140 pada Mei, 867 pada Juni, 633 pada Juli, 428 pada Agustus, dan 208 kasus pada September.
Kabupaten Badung menjadi wilayah dengan jumlah kasus DBD tertinggi, mencapai 1.922 kasus. Disusul Gianyar dengan 1.857 kasus, Buleleng 1.620 kasus, Karangasem 1.411 kasus, dan Denpasar 1.243 kasus. Sementara kabupaten lain mencatat kurang dari seribu kasus.
Anom mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap penyakit DBD dengan menerapkan langkah pencegahan 3M plus, yakni Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang.
"Dan plus kegiatan pengendalian vektor lainnya seperti menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan, menggunakan lotion anti nyamuk dan lainnya," beber Anom.
Simak Video "Video: Masyarakat Diimbau Waspada DBD, Terutama Terhadap Genangan Air"
(dpw/dpw)