Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko mengeklaim bahwa pembangunan Bandara Bali Utara tidak akan merusak lingkungan pesisir, tapi justru memulihkan daratan yang hilang akibat abrasi. Ia mengatakan PT BIBU tidak melakukan reklamasi melainkan restorasi.
Erwanto menyebut lokasi bandara di Kubutambahan selama ini mengalami abrasi laut rata-rata 5 meter hingga 10 meter setiap tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kami lakukan bukan reklamasi untuk menambah daratan baru, melainkan restorasi. Jadi daratan yang tergerus abrasi itulah yang kami kembalikan," ungkap Erwanto, Rabu (24/9/2025).
Menurutnya, langkah restorasi ini menjadi salah satu bentuk komitmen PT BIBU Panji Sakti untuk menjaga keseimbangan alam sekaligus mendukung keberlanjutan proyek strategis nasional tersebut.
"Bandara ini hadir dengan filosofi harmoni, bukan merusak. Kami pastikan pembangunan berjalan seiring dengan upaya pelestarian lingkungan," tegasnya.
Adapun desain Bandara Bali Utara yang telah resmi diluncurkan mengadaptasi filosofi Tri Hita Karana yang menekankan harmoni antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, serta manusia dengan alam.
"Kami terjemahkan secara konkret filosofi itu ke dalam tata ruang, pemilihan material, serta integrasi sebuah bandara internasional dengan lanskap alam Buleleng yang memesona," ujar CEO Alien Design Consultant (Alien DC), Hardyanthony Wiratama, Rabu (24/9/2025).
Alien DC, yang dipimpin oleh Hardyanthony, dipercaya merancang bandara ini bersama para putra-putri terbaik bangsa. Hardy, sapaan akrabnya, menegaskan desain yang diusung tidak hanya menekankan aspek fungsionalitas dan teknologi, tetapi juga sarat makna budaya.
"Kami ingin bandara ini bukan hanya menjadi gerbang modern yang menghubungkan Bali dengan dunia, tetapi juga sebuah ruang yang hidup dan bernapas dengan roh Bali," ungkapnya.
Secara visual, bandara akan mengusung konsep modern futuristik dengan teknologi tinggi, tapi tetap menghadirkan identitas Bali yang kuat. Terminal dirancang ramah lingkungan dengan penggunaan energi terbarukan, sirkulasi udara alami, serta integrasi lanskap hijau yang memadukan panorama pegunungan dan laut Buleleng.
Dari sisi kapasitas, bandara ini diproyeksikan mampu menampung lebih dari 20 juta penumpang per tahun, dengan potensi pengembangan hingga 50 juta penumpang. Dua landasan pacu sepanjang 3.600 meter akan dibangun, sehingga mampu melayani pesawat berbadan lebar seperti Airbus A380 dan Boeing 777.
Terminal penumpang utama akan menempati lahan seluas 200 ribu meter persegi. Sementara terminal kargo modern diproyeksikan memiliki kapasitas hingga 250 ribu ton per tahun.
Tak hanya sebagai pusat konektivitas internasional dan pendukung pariwisata, bandara ini juga diproyeksikan menjadi simpul logistik strategis yang memperkuat perdagangan dan ketahanan pangan nasional.
Dari sisi ekonomi, pembangunan Bandara Bali Utara diperkirakan menyerap lebih dari 200 ribu tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung. Kehadirannya diyakini akan memberi dampak signifikan bagi pertumbuhan pariwisata Bali Utara, memperluas akses pasar bagi produk lokal, mempercepat distribusi hasil pertanian, sekaligus membuka peluang investasi baru di sektor perhotelan, transportasi, hingga ekonomi kreatif.
(nor/nor)