Wabup Supriatna Tekankan Produk Lokal untuk Program MBG di Buleleng

Wabup Supriatna Tekankan Produk Lokal untuk Program MBG di Buleleng

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Selasa, 19 Agu 2025 16:28 WIB
Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna (paling kanan) meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Busungbiu, Selasa (19/8/2025).
Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna (paling kanan) meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Busungbiu, Selasa (19/8/2025). (Foto: dok. Pemkab Buleleng)
Buleleng -

Pemanfaatan produk lokal jadi sorotan utama dalam peluncuran program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Busungbiu, Buleleng. Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna menegaskan setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wajib mengutamakan buah, sayur, hingga hasil peternakan dari desa setempat agar program nasional ini berjalan berkelanjutan.

"Dalam pemenuhan makanan untuk penerima manfaat, kita harus benar-benar memanfaatkan potensi lokal wilayah masing-masing. Gunakan buah-buahan lokal, produk pertanian, dan produk peternakan setempat," kata Supriatna saat meresmikan SPPG MBG di SMA Negeri 1 Busungbiu, Selasa (19/8/2025).

Supriatna menyebut program MBG menyasar anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita untuk membangun generasi sehat jasmani dan rohani. Namun lebih dari itu, ia menekankan integrasi produk lokal akan memberi dampak ganda, yaitu menjaga kualitas gizi sekaligus menggerakkan ekonomi desa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, keberadaan SPPG bisa menyerap hasil pertanian warga hingga membuka lapangan pekerjaan.

ADVERTISEMENT

"Selain itu juga membuka lapangan kerja. Setiap unit SPPG seperti Dapur Garuda Emas VI Busungbiu mampu menyerap hingga 50 tenaga kerja lokal," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator SPPG MBG Dapur Garuda Emas VI Busungbiu, Gede Aman Rudi Sulantara, menyampaikan percepatan persiapan dilakukan setelah mendapat instruksi langsung dari Badan Gizi Nasional (BGN).

Program MBG di Busungbiu akhirnya melayani 3.120 penerima manfaat dari 19 lembaga pendidikan di Desa Busungbiu, Desa Kekeran, dan Desa Pelapuan. Program ini juga mencakup sebagian ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Rudi mengakui cakupan untuk kelompok rentan belum maksimal akibat keterbatasan anggaran.

"Namun saya berjanji akan mengusulkan tambahan anggaran ekspansi kuota menjadi 3.500 penerima manfaat bulan depan," jelasnya.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads