Lahan Sawah Jadi Vila di Bali, Koster Wanti-wanti Krisis Pangan

Lahan Sawah Jadi Vila di Bali, Koster Wanti-wanti Krisis Pangan

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Jumat, 11 Apr 2025 12:50 WIB
Gubernur Bali Wayan Koster saat memaparkan materi dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Bali di kantor Gubernur Bali, Jumat (11/4/2025).
Gubernur Bali Wayan Koster saat memaparkan materi dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Bali di kantor Gubernur Bali, Jumat (11/4/2025). (Foto: Rizki Setyo/detikBali)
Denpasar -

Gubernur Bali Wayan Koster mengungkap stok beras lokal di Bali menurun drastis hingga 50 persen dalam lima tahun terakhir. Penurunan ini disebut akibat alih fungsi lahan pertanian yang semakin masif.

Hal tersebut disampaikan Koster saat memaparkan materi dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Bali di Kantor Gubernur Bali, Jumat (11/4/2025).

"Kemarin saya mendapatkan laporan tahun 2024 surplus beras kita itu tinggal 53 ribu ton, lima tahun yang lalu 100 ribu ton lebih. Jadi sudah menurun setengah," kata Koster.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Koster, lahan produktif di Bali semakin tergerus akibat pembangunan hotel dan vila. Ia pun mengingatkan potensi krisis pangan yang bisa terjadi jika kondisi ini tidak segera dikendalikan.

"Nah ini kalau tidak dikendalikan alih fungsi lahannya ke depan nggak usah 100 tahun 50 tahun, mungkin beberapa tahun ke depan kita akan menghadapi ancaman ketersediaan pangan," jelas pria asal Buleleng itu.

Koster juga menyoroti ancaman ketergantungan Bali terhadap pasokan pangan dari luar daerah jika alih fungsi lahan terus terjadi. Ia menilai kondisi ini berbahaya bagi kemandirian dan ketahanan pangan Pulau Dewata.

"Jadi itu sama saja kita menyerahkan nasib kepada luar (Bali) tidak bisa kita kelola dengan sumber data alam yang kita miliki sendiri. Ini harus kita atasi," lanjutnya.

Dalam forum yang sama, Koster turut menyinggung maraknya pelanggaran yang dilakukan wisatawan asing, termasuk di tempat suci. Ia menyebut fenomena tersebut makin meningkat dan mengancam keaslian budaya Bali.

"Ini makin tinggi yang terjadi di Bali yang harus kita jaga bersama-sama," tutur Koster.




(dpw/dpw)

Hide Ads