Trump Kerek Tarif Jadi 125%, Sebut China Kurang Rasa Hormat

Internasional

Trump Kerek Tarif Jadi 125%, Sebut China Kurang Rasa Hormat

Andi Hidayat - detikBali
Kamis, 10 Apr 2025 08:53 WIB
Hubungan Presiden AS Donald Trump-Presiden China Xi Jinping memanas. Keretakan hubungan diplomasi itu karena Trump kecewa dengan China terkait virus Corona.
Donald Trump dan Xi Jiping. (Foto: Getty Images)
Denpasar -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan penundaan selama tiga bulan atau sekitar 90 hari terhadap seluruh tarif impor tinggi yang sebelumnya diberlakukan ke berbagai negara, termasuk Indonesia yang dikenai tarif sebesar 32%.

Kebijakan ini tidak berlaku bagi China. Trump justru menambah beban tarif untuk Negeri Tirai Bambu tersebut. Tarif terhadap produk asal China naik dari 104% menjadi 125% setelah China mengumumkan tarif balasan tambahan terhadap AS.

"Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan tarif yang dibebankan ke China oleh Amerika Serikat menjadi 125%, berlaku segera," kata Trump, dikutip dari detikFinance, Kamis (10/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan negara-negara lain tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima," lanjutnya.

Trump menyebut, tarif universal sebesar 10% akan diberlakukan untuk semua negara yang sebelumnya terkena tarif tinggi, kecuali China, Kanada, dan Meksiko.

ADVERTISEMENT

Barang-barang asal Kanada dan Meksiko tetap dikenakan tarif sebesar 25%, kecuali jika mereka mematuhi Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA). Namun, tarif khusus sektor tertentu yang telah diterapkan sebelumnya tetap berlaku.

"Belum ada yang berakhir, tetapi kami memiliki semangat yang luar biasa dari negara-negara lain, termasuk China. China ingin membuat kesepakatan, mereka hanya tidak tahu bagaimana cara melakukannya," ujar Trump.

Penundaan tarif ini, kata Trump, dilakukan karena banyak negara menunjukkan niat baik untuk berunding dengan AS.

Langkah Trump menarik kembali kebijakan tarif ekstrem langsung direspons positif oleh pasar saham. Bursa Wall Street menunjukkan pemulihan signifikan setelah pengumuman tersebut.

Indeks Dow Jones melesat hampir 3.000 poin atau 7,87% pada perdagangan Rabu. Indeks S&P 500 juga melonjak 9,5%, sementara Nasdaq yang banyak dihuni saham teknologi melejit hingga 12,2%.

Sebelumnya, pemerintah China mengumumkan tarif balasan tambahan terhadap produk impor asal AS sebesar 84%, mulai berlaku Kamis (10/4/2025). Tarif ini merupakan respons atas kebijakan Trump sebelumnya yang menaikkan tarif impor untuk China menjadi 104%.

Awalnya China hanya mengenakan tarif balasan sebesar 34%. Namun, eskalasi tensi dagang memaksa Negeri Tirai Bambu untuk mengambil langkah lebih keras.

Pemerintah China menyampaikan protes keras kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan menilai tarif dari AS mengancam stabilitas perdagangan global.

"Situasinya telah meningkat secara berbahaya. Sebagai salah satu anggota yang terkena dampak, Tiongkok menyatakan keprihatinan yang mendalam dan penolakan tegas terhadap tindakan gegabah ini," kata Pemerintah China, Rabu (9/4/2025).

Akibat perang tarif yang memanas, nilai tukar mata uang China mengalami tekanan hebat. Bank sentral China dilaporkan meminta bank-bank milik negara untuk mengurangi pembelian dolar AS guna menahan laju depresiasi yuan.

Reuters juga melaporkan bahwa Uni Eropa tengah menyiapkan langkah balasan serupa terhadap kebijakan dagang AS yang dinilai memicu ketegangan global.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads