Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengingatkan para investor yang membeli lahan di wilayah Tabanan selatan agar tidak main-main dalam pengelolaannya. Ia menegaskan investasi harus dibarengi dengan progres pembangunan yang jelas dan tidak hanya berorientasi pada jual beli lahan.
Pernyataan tersebut disampaikan Sanjaya saat menghadiri Rapat Paripurna DPRD Tabanan, Rabu (9/4/2025).
Menurut Sanjaya, peringatan ini sejalan dengan pernyataan DPRD Tabanan sehari sebelumnya, Selasa (8/4/2025), terkait sejumlah investor yang membeli tanah di wilayah selatan Tabanan, namun tidak menunjukkan perkembangan pembangunan yang konkret.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai Bupati, saya merasa dirugikan. Jangan Tabanan ini dijadikan hanya investasi, broker yang membeli tanah dijadikan tempat (tapi) tidak dilakukan pembangunan," katanya.
Sanjaya menilai, selain merugikan pemerintah daerah, kondisi ini juga berdampak pada masyarakat, khususnya para petani. Padahal, Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) untuk kawasan Tabanan selatan telah ditetapkan oleh Kementerian PUPR.
"Untuk bangun pariwisata. Sudah ada beberapa RTRW yang ditetapkan oleh Kementerian PU, itu sudah jelas," ungkapnya.
Ia heran karena hingga kini belum ada progres pembangunan dari para investor yang sebelumnya menyatakan minat berinvestasi di sektor pariwisata. Padahal, potensi wisata di Tabanan selatan dinilai sangat menjanjikan apabila dikelola secara serius.
Sanjaya menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak segan mencabut izin pembangunan jika dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun tidak ada pergerakan nyata dari investor.
"Sehingga investor yang punya yang itu tidak main-main bahwa Tabanan ini hanya dijadikan alat untuk investasi tanah bukan untuk membangun kawasan," tegasnya.
Ia berharap, pembangunan sesuai tata ruang bisa membuka peluang kerja bagi warga lokal agar tidak harus merantau ke kota lain.
"Katakanlah, satu hotel atau satu usaha bisa menampung 50-100 orang. Kalau ada 10 saja, kan sudah ada 1.000 tenaga kerja orang Tabanan yang tertampung, tidak harus ke Denpasar atau tempat-tempat lain," imbuhnya.
Lebih jauh, pembangunan di wilayah strategis seperti Tabanan selatan yang membentang dari Kecamatan Kediri (Tanah Lot) hingga Selemadeg Barat (Pantai Selabih), disebut berpotensi menggerakkan ekonomi lokal.
"Terkait pajak, itu sudah akan meningkatkan PHR. Tapi sebelum PHR, ekonomi sudah bergerak di situ, dagang nasi jinggonya, dagang canang dan lainnya pasti bergerak disitu," pungkas Komang Sanjaya.
(dpw/gsp)