Produksi Emas AMMAN 2024 Meningkat, Laba Bersih Naik Jadi US$ 642 Juta

Produksi Emas AMMAN 2024 Meningkat, Laba Bersih Naik Jadi US$ 642 Juta

Sui Suadnyana, Nathea Citra - detikBali
Jumat, 21 Mar 2025 09:33 WIB
Pertambangan emas dan tembaga di Batu Hijau, Sumbawa Barat, NTB, milik PT AMMAN. (PT AMMAN)
Foto: Pertambangan emas dan tembaga di Batu Hijau, Sumbawa Barat, NTB, milik PT AMMAN. (PT AMMAN)
Sumbawa Barat -

Produksi tambang emas, konsentrat, hingga tembaga dari PT Amman Mineral Internasional Tbk atau AMMAN melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), meningkat signifikan pada 2024. Produksi tambang ini melampaui ekspektasi perusahaan.

"AMMAN kembali melampaui ekspektasi, mencatat peningkatan signifikan dalam produktivitas tambang dan produksi tembaga, emas, serta konsentrat masing-masing melampaui panduan kinerja sebesar 6 persen, 7 persen, dan 6 persen," kata Direktur Utama (Dirut) AMMAN, Alexander Ramlie, dalam siaran pers, Jumat (21/3/2025).

Produksi tembaga alami dari AMMAN meningkat hingga 27 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 395 juta ton dengan volume penjualan sebesar 288 juta pon. Sedangkan, produksi emas meningkat 73 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 802.749 ons dengan volume penjualan sebesar 611.262 ons.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, produksi konsentrat meningkat 39 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 755.083 metrik ton kering dengan volume penjualan sebesar 570.837 metrik ton kering. Sehingga, dari data itu, produksi tembaga, emas hingga konsentrat melebihi panduan kinerja masing-masing sebesar 6 persen, 7 persen dan 6 persen.

AMMAN juga mencatat penjualan bersih sebesar US$ 2.664 juta. Jumlah ini meningkat 31 persen dibandingkan tahun lalu. Kemudian, earnings before interest, taxes, and depreciation, and amortization (EBITDA) mencapai US$ 1.426 juta. Angka itu meningkat 40 persen dibandingkan tahun lalu dengan margin sebesar 54 persen.

ADVERTISEMENT

Perolehan laba bersih AMMAN pada 2024 sebesar US$ 642 juta. Keuntungan bersih itu meningkat 148 persen dibandingkan tahun lalu dengan margin sebesar 24 persen. Sedangkan untuk katoda tembaga pertama akan dihasilkan pada akhir Maret 2025.

Menurut Alexander, 2024 menjadi tonggak sejarah bagi produksi emas di Tambang Batu Hijau, Sumbawa Barat, yang dikelola oleh AMMAN yang sebagian besar disebabkan oleh bijih berkadar tinggi dari fase 7.

AMMAN juga terus melakukan efisiensi untuk menjaga posisi perusahaan sebagai salah satu produsen tembaga berbiaya terendah di dunia. Meski demikian, AMMAN terus berupaya melakukan ekspansi.

"Proyek ekspansi terus berjalan dengan standar keselamatan yang ketat untuk memastikan keandalan fasilitas dalam jangka panjang. Komisioning smelter di Sumbawa Barat masih berlangsung dan berhasil memproduksi anoda tembaga pertama pada 12 Februari 2025. Dengan katoda tembaga pertama, diperkirakan akan dihasilkan pada akhir Maret 2025," ujar Alexander.

Namun, perusahaan menghadapi tantangan teknis, termasuk optimalisasi proses dan kinerja peralatan seiring transformasi AMMAN dari produsen konsentrat menjadi penghasil katoda tembaga dan emas batangan. Tantangan ini dinilai sangat penting untuk diselesaikan untuk kelancaran transisi menuju operasi berskala penuh.

"Di luar pencapaian operasional ini, AMMAN sedang mendefinisikan ulang visi strategis, misi, dan nilai-nilai inti perusahaan untuk beradaptasi dengan industri yang makin berbasis teknologi. Transformasi ini didorong oleh program digitalisasi secara menyeluruh yang dirancang untuk mengintegrasikan analitik data, mengoptimalkan alur kerja dan membekali karyawan dengan teknologi generasi terbaru," tutur Alexander.

"Dengan menyatukan operasi yang terintegrasi, budaya perusahaan yang diperbarui dan kapabilitas digital yang mutakhir, AMMAN memperkuat fondasi untuk pertumbuhan berkelanjutan dan penciptaan nilai jangka panjang," tambah Alexander.

Direktur Keuangan AMMAN, Arief Sidarto, menuturkan rekor operasional tecermin dalam kinerja keuangan yang solid. Penjualan bersih naik 31 persen dari US$ 2.033 juta pada 2023 menjadi US$ 2.664 juta pada 2024. Kenaikan ini didorong oleh tingginya volume penjualan emas berkat bijih berkadar tinggi serta harga emas dan tembaga yang masing-masing naik 23 persen dan 10 persen.

Menurut Arief, profitabilitas juga turut mengalami peningkatan. Hal itu sejalan dengan kenaikan penjualan bersih dan disiplin pengendalian biaya. EBITDA naik 40 persen menjadi US$ 1.426 juta dari US$ 1.019 juta pada 2023, sementara margin EBITDA naik dari 50 persen menjadi 54 persen.

"Laba bersih melonjak 148 persen, mencapai US$ 642 juta, dengan margin laba bersih naik dari 13 persen menjadi 24 persen. Selain itu, kami berhasil melakukan pembiayaan kembali (refinance) pinjaman jangka panjang kami dengan ketentuan yang lebih menguntungkan," ungkap Arief.

"Kami bangga dengan pencapaian tahun 2024 kami dan tetap berkomitmen untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan, menjaga disiplin keuangan serta menciptakan nilai jangka panjang melalui keunggulan operasional, efisiensi, biaya dan investasi strategis," imbuh Arief.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads