Trans Metro Dewata Akan Kehilangan Pelanggan Setia jika Lama Tak Beroperasi

Trans Metro Dewata Akan Kehilangan Pelanggan Setia jika Lama Tak Beroperasi

Aryo Mahendro - detikBali
Selasa, 14 Jan 2025 13:46 WIB
Bus Raya Terpadu Trans Metro Dewata (TMD) resmi berhenti beroperasi di Bali. Pengelola kesulitan memenuhi biaya operasional.
Layanan bus Trans Metro Dewata (TMD) resmi berhenti beroperasi di Bali per 1 Januari 2025. (Foto: Antara Foto/Fikri Yusuf)
Denpasar -

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Bali mewanti-wanti Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali agar segera mengaktifkan kembali operasional bus Trans Metro Dewata (TMD). Sebab, layanan transportasi publik itu berpotensi kehilangan pelanggan setianya jika terlalu lama mati suri.

"Akan ada perubahan yang luar biasa dari pola pergerakan masyarakat. Bagaimana pun, kita tidak mau kehilangan potensi penumpang yang sudah ada. Nanti mereka bubar lagi. Ngumpulinnya susah lagi," kata Ketua MTI Bali l, I Made Rai Ridartha, saat dihubungi detikBali, Selasa (14/1/2025).

Ridartha mengungkapkan tujuan penumpang memilih layanan TMD bermacam-macam. Ada penumpang yang memanfaatkan bus kota itu untuk pergi ke tempat wisata, ada pula yang memanfaatkan TMD untuk pergi ke tempat kerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak beroperasinya bus TMD, dia berujar, mengakibatkan kebutuhan penumpang tidak dapat dipenuhi. Ridartha mengatakan warga yang memanfaatkan TMD untuk mobilitas pekerjaan sehari-hari paling terdampak, terutama para penyandang disabilitas.

Ridartha menilai para difabel yang sudah tergantung dengan layanan bus TMD bisa kehilangan pekerjaan karena terlalu lama mati suri. Ia berharap layanan bus yang mengaspal pertama kali di Bali pada 2020 itu kembali beroperasi.

ADVERTISEMENT

"Paling tidak, mereka akan kembali (bepergian) dengan caranya yang dulu sebelum ada TMD. Terutama teman-teman disabilitas yang saat ada TMD, katakanlah kerjanya tukang pijat, bisa mendatangi pelanggannya," kata Ridartha.

"Sekarang, saat tidak ada TMD, berarti dia kehilangan pekerjaan," imbuhnya.

Saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengerahkan 10 bus Trans Sarbagita untuk mengganti sebagian rute yang ditinggalkan TMD. Ridharta mengakui jumlah bus Trans Sarbagita yang terbatas tidak mungkin bisa menggantikan seluruh rute yang ditinggalkan bus TMD.

"Tidak seperti TMD, karena kendaraannya (Trans Sarbagita) juga sedikit," ujar Ridartha. Jumlah bus TMD saat masih beroperasi sebanyak 105 unit.

Desak Pemerintah Pusat untuk Alokasikan APBN

Bus TMD berhenti beroperasi per 1 Januari 2025. Beberapa rute diambil alih sementara oleh bus Trans Sarbagita, seperti rute Terminal Pesiapan (Tabanan) menuju GOR I Gusti Ngurah Rai (Denpasar) dan GOR I Gusti Ngurah Rai menuju Politeknik Negeri Bali (Jimbaran).

Pemprov Bali menyatakan siap mengambil alih satu koridor layanan bus TMD mulai Juli 2025. Selain itu, Pemprov Bali juga mendorong pemerintah kabupaten/kota di wilayah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan) turut terlibat untuk menyubsidi bus TMD.

Menurut Ridartha, menyiapkan anggaran untuk memulai operasional TMD akan memakan waktu cukup lama jika Pemprov Bali dan DPRD Bali menempuh prosedur penganggaran dengan cara biasa. Ia berpendapat Pemprov Bali dapat mendesak pemerintah pusat agar mendapat sedikit porsi APBN yang dialokasikan untuk layanan transportasi umum serupa atau teman bus di provinsi lain.

"Yang (meminta sedikit porsi APBN untuk teman bus di daerah lain) dari pemerintah pusat menurut saya cara paling cepat," kata Ridartha.

Selain itu, Ridartha melanjutkan, Pemprov Bali juga dapat menggunakan anggaran cadangannya hanya untuk menghidupkan kembali operasional TMD. Menurutnya, APBD Bali 2024 yang hampir Rp 7 triliun masih mampu membiayai operasional TMD sebesar sekitar Rp 80 miliar, meski hanya satu koridor.




(iws/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads