Desa Besan di Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali, dikenal sebagai daerah penghasil gula merah atau yang kerap disebut gula bali. Proses pembuatan gula bali khas Besan Klungkung ini dimulai dengan memanjat pohon kelapa untuk menyadap nira.
"Pagi saya naik kelapa, ambil niranya dengan wadah khusus yang dilengkapi ramuan agar tidak masam. Kemudian diturunkan dan dikumpulkan dari 18 batang pohon kelapa yang saya miliki," tutur I Nengah Gawatra, salah satu perajin gula bali di Desa Besan, Sabtu (4/1/2025).
Sekitar 30 liter nira yang telah terkumpul kemudian dimasak menggunakan kuali besar. Guwatra memasak nira tersebut di atas tungku kayu bakar selama kurang lebih 2,5 jam hingga mengental menjadi gula.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nira seperti bubur, kemudian disendok dan dimasukkan ke dalam wadah cetakan dari tempurung kelapa. Ukuran (gula bali) sekitar setengah kilogram," imbuhnya.
Setelah dicetak, adonan nira yang berwarna cokelat itu dibiarkan sampai mendingin. Gula merah khas Besan pun jadi. Rasanya manis gurih.
"Satu kuali besar ini jadinya cuma tiga kilogram gula. Tidak banyak, karena mempertahankan kualitas tanpa ada campuran apapun," timpal Ni Wayan Sudiarta, istri dari Gawatra.
![]() |
Guwatra bersama istrinya bisa panen nira dua kali sehari, yakni saat pagi dan sore. Walhasil, dia mampu memproduksi gula sekitar 6 kilogram setiap hari.
"Membuat gula adalah pekerjaan utama karena hasil sudah jelas. Sementara menjadi buruh bangunan hanya sambilan saja," ujar Guwatra.
Guwatra sudah memproduksi gula bali sejak kecil bersama orang tuanya.Usaha itu dia teruskan bersama istrinya.
Saat ini, harga gula bali khas Desa Besan dijual mulai Rp 30 ribu per kilogram. Hasil yang didapat Guwatra dari menjadi perajin gula bali dia gunakan untuk membangun rumah hingga biaya sekolah ketiga anaknya.
![]() |
Produksi Gula Merah Khas Besan Menyusut
Ketua Kelompok Tani Sari Kelapa Desa Besan, Ni Luh Wirasmini, mengatakan perajin gula merah di desa tersebut menyusut drastis. Sebelum tahun 2000, perajin gula merah di Desa Besan mencapai 150 kepala keluarga (KK) dan menjadi mayoritas pekerjaan masyarakat di desa setempat.
"Saat ini, para perajin gula merah kurang dari 50 KK," ujar Wirasmini.
Menurut Wirasmini, anak-anak muda Desa Besan tak tertarik lagi menjadi perajin gula merah. Bahkan, hanya sedikit warga di desa itu yang memiliki keahlian memanjat pohon kelapa untuk menyadap nira sebagai bahan baku pembuatan gula merah.
"Banyak warga yang memilih kerja ke pariwisata, (menjadi) pegawai, atau kerja lainnya karena tidak bisa mengandalkan hasil dari gula saja," imbuhnya.
Produksi gula merah Khas Besan Klungkung Bali, Sabtu (4/1/2025) (foto : Putu Krista/detikBali).
(iws/iws)