Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyebut sektor ekspor Indonesia akan terdampak oleh kebijakan ekonomi Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Trump kabarnya akan menetapkan kebijakan ekonomi dengan pendekatan proteksionisme.
"Tentu dari sisi kami (Kementerian UMKM) dengan Kementerian Perdagangan ada strategi-strategi untuk membangun komunikasi tersebut," ujar Maman saat ditemui di Tuksedo Studio, Gianyar, Bali, Selasa (31/12/2024).
Seperti diketahui, Trump dikenal sebagai sosok yang cenderung menggunakan pendekatan proteksionisme. Kampanye 'America First' yang dia gaungkan, misalnya, lebih mengutamakan kepentingan ekonomi domestik AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walhasil, kemenangan Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2024 disebut-sebut bakal berdampak signifikan terhadap perekonomian global. Terutama bagi perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Menurut Maman, kebijakan proteksionisme Trump itu baru sebatas wacana. Ia pun berkelakar akan membicarakan hal itu dengan Trump.
"Saya pikir ada (dampak untuk Indonesia), tapi tidak terlalu signifikan lah. Kan itu baru narasi yang dikembangkan oleh Donald Trump," imbuh politikus Partai Golkar itu.
"Nanti saya ngobrol-ngobrol dulu sama Pak Trump," kelakarnya.
Dilansir dari detikFinance, Trump disebut akan menetapkan kebijakan tarif impor tinggi terhadap China yang dianggap sebagai bentuk proteksionisme. Kenaikan tarif tersebut dinilai dapat memaksa perusahaan multinasional untuk merelokasi rantai pasoknya, meningkatkan biaya produksi, dan mengurangi keuntungan.
Dampak kebijakan Trump disebut akan mempengaruhi Indonesia sebagai pemain besar di Asia Tenggara. Trump disinyalir akan melakukan perang dagang baru yang dapat mengganggu rantai pasok global, memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia, dan menciptakan perdagangan di pasar.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto berpendapat kebijakan proteksionisme yang akan dilakukan Trump, termasuk di dalamnya dengan menaikkan tarif impor tinggi terhadap China, dapat menekan perdagangan global dan memicu perlambatan perekonomian dunia.
"Proteksionisme cenderung menurunkan volume perdagangan global. Ketika ekonomi global melambat, semua indikator akan terdampak, termasuk nilai tukar dan optimisme pelaku ekonomi," ujar Eko dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/11/2024).
Eko membeberkan, skenario dampak kebijakan yang memiliki dampak bagi AS dan China. Inflasi di AS diperkirakan akan meningkat seiring kenaikan tarif, sementara China diprediksi akan mengalihkan pasar ekspornya ke kawasan lain.
"Untuk dampak ke Indonesia langsung saya rasa masih kecil, karena Indonesia belum dianggap mitra strategis. Namun kita menganggap memang porsi AS itu nomor dua terbesar berdasarkan mitra dagang Indonesia dan Amerika, setelah China," jelas Eko.
(iws/iws)