Penumpang Trans Metro Dewata tidak setuju bus tersebut tidak beroperasi lagi pada 2025. Pasalnya, banyak yang merasa dimudahkan untuk menjangkau jarak yang dinilai jauh.
Salah satu penumpang TMD, Rismaya Dewi (25), menyayangkan jika bus tersebut tidak dilanjutkan operasionalnya pada 2025. Sebab, ada kemudahan yang dia dapatkan ketika ingin ke bandara tetapi jaraknya cukup jauh dari rumahnya di Mengwi.
"Cukup menyulitkan sih karena waktu itu keperluanku dari bandara ke Ubung. Jadi aku bakal kesusahan lagi bolak-balik bandara, karena kalau pakai ojek online terlalu mahal. Sedangkan TMD murah Rp 4 ribu dengan jarak tempuhnya panjang," ucap Rismaya saat ditemui di Terminal Ubung, Denpasar, Jumat (27/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total, Rismaya sudah menikmati transportasi publik itu sebanyak tiga kali. Rismaya merasa setiap tahunnya fasilitasnya selalu berkembang.
Pun demikian, ia menyarankan pihak pengelola TMD agar menambah jam operasional sampai malam. Sebab, dia cukup kesulitan jika ada kegiatan yang sampai malam tapi tidak ada transportasi publik yang beroperasi.
"Karena aku sama teman-teman dari Mengwi berangkat ke TMD jam 1 siang, tapi sopirnya ngasih tahu kalau mau balik lagi maksimal jam 4 atau 5 sore. Seharusnya kalau bisa sampai malam sesuai jam operasional bandara," pungkas dia.
Penumpang lainnya, Komang Ari (22), setali tiga uang. Namun, ia merasa banyak rutenya belum terintegrasi dengan baik kepada masyarakat.
"Banyak faktor termasuk halte kurang banyak jadi tidak terfasilitasi semuanya. Tapi layanannya bagus," terang Komang.
Komang menyarankan agar pemerintah mencarikan solusi untuk dapat memberikan fasilitas layanan bagi masyarakat yang masih merasa jarak rumah ke halte cukup jauh.
"Tiga kali naik, ada yang dari Terminal Persiapan ke Ubung terus bandara ke Jalan Sudirman terus dari Jalan Gatot Subroto ke Ubung," pungkasnya.
Sebelumnya, bus Trans Metro Dewata (TMD) terancam tak beroperasi lagi pada 2025. Sinyal sayonara muncul lantaran tak ada anggaran untuk operasional transportasi publik itu.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta mengungkapkan operasional bus TMD selama ini disubsidi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Namun, subsidi untuk bus TMD tak dialokasikan lagi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
"Itu kan dananya dari Jakarta (subsidi Kemenhub). Kalau perusahaan berpikir harus pindahkan (bus) ke tempat lain karena lebih membutuhkan, ada kemungkinan kami setop operasi," ujar Samsi, Kamis (26/12/2024).
(nor/nor)