Herannya Luhut Harga Avtur di Indonesia Termahal Se-Asia Tenggara

Round Up

Herannya Luhut Harga Avtur di Indonesia Termahal Se-Asia Tenggara

Tim detikBali - detikBali
Kamis, 19 Sep 2024 08:52 WIB
Menko Marves Luhut Pandjaitan di ajang BIAS 2024, Bandara Ngurah Rai, Rabu (18/9/2024).
Foto: Menko Marves Luhut Pandjaitan di Bali International Airshow, Rabu (18/9/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Badung -

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan tengah mengkaji penyebab harga avtur di Indonesia yang mahal. Bahkan, disebut-sebut termahal di Asia Tenggara. Luhut mengaku heran dengan tingginya harga avtur yang hanya dijual oleh Pertamina tersebut.

Luhut mengatakan sampai saat ini pemerintah belum mengetahui pemicu tingginya harga bahan bakar untuk pesawat itu.

"Saya sudah telepon Deputi saya untuk mempelajari kenapa kita di sini lebih mahal avturnya. Kan aneh," ujar Luhut di acara Bali International Air Show (BIAS) 2024, Rabu (18/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyinggung soal perbedaan harga avtur di Singapura yang dinilainya justru lebih murah dibandingkan di Indonesia. "Pasti ada high cost yang tersembunyi yang harus kami selesaikan," terangnya.

Jokowi Minta Avtur Dikelola Multiprovider

Menurutnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah meminta agar pengelolaan avtur dilakukan oleh multiprovider. Hal itu diyakini bisa membuat harga avtur bisa lebih murah.

ADVERTISEMENT

Pemerintah juga mendorong produksi dan penggunaan bioavtur ke depan. Dengan begitu, harganya bisa lebih ditekan.

"Misalnya tadi fuel yang ramah untuk aviation. Nanti kami minta Pertamina kerja sama dengan beberapa airline dan dengan siapa untuk melakukan studi lanjutan dengan palm oil maupun seaweed (rumput laut)," jelasnya.

Rumput Laut-Ampas Beras untuk Bahan Bakar

Bahan bakar ramah lingkungan untuk pesawat menjadi salah satu hal paling penting yang dibahas di ajang Bali International Airshow. Luhut menyebut beberapa bahan untuk membuat bahan bakar jenis itu ada di Indonesia.

"Banyak forum, salah satunya sustainability fuel (bahan bakar keberlanjutan). Kita Indonesia jadi sumber (bahan baku) yang besar sekali," kata Luhut seusai meresmikan pembukaan Bali International Airshow di Bandara Internasional Ngurah Rai, Rabu (18/9/2024).

Luhut mengatakan beberapa bahan baku untuk membuat bahan bakar pesawat yang ramah lingkungan dapat diperoleh di Indonesia. Antara lain, minyak sawit mentah (CPO/crude palm oil), rumput laut, hingga ampas beras.

Dengan bahan baku itu, ditambah dukungan pelbagai macam teknologi pengolahan, pendanaan, dan keterlibatan pemerintah, maka industri penerbangan internasional akan melirik Indonesia. Luhut telah meminta PT Pertamina untuk bekerja sama dengan sejumlah maskapai untuk mengembangkan bahan bakar pesawat berbahan alami itu.

"Dengan mineral resources (sumber mineral) yang banyak, Indonesia bisa jadi hub dan banyak (perusahaan) yang ingin membuat industrinya di sini. Jadi, Indonesia punya banyak sekali potensi," kata Luhut.

Siapkan Bioavtur

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membenarkan harga avtur Indonesia termahal di Asia Tenggara. Solusi terkait harga itu kini sedang dibicarakan.

"(Harga avtur di Indonesia termahal se-Asia Tenggara) benar. Memang relatif lebih mahal dari beberapa negara lain," kata Budi seusai membuka Forum Transportasi Udara se-Asia Pasifik di BNDCC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (17/9/2024).

Budi mengatakan pengaturan harga avtur saat ini sudah didiskusikan dengan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves). Hal itu untuk menentukan titik harga yang menguntungkan konsumen dan operator pesawat.

Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan sudah menugaskan sejumlah pihak terkait untuk ikut menyelesaikan persoalan mahalnya harga avtur.

"Sudah dibahas dengan Pak Menko (Luhut). Ada beberapa tahapan yang harus diselesaikan. Pak Menko juga sudah menugaskan para pihak untuk menyelesaikan hal-hal yang berkaitan," tandas Budi.

Budi juga mengungkapkan pemerintah akan melakukan tahapan produksi bioavtur mulai 2027. Penggunaan bioavtur secara keseluruhan sebagai bahan bakar pesawat di Indonesia diperkirakan pada 2060.

"Butuh waktu. Bertahap. Kami akan mulai lakukan itu 2027. Finalnya, kita akan lakukan di 2060," kata Budi

Selama itu, selain penelitian akan diupayakan mencari bahan baku yang dapat dijadikan campuran avtur. Nantinya, Indonesia akan memiliki pabrik dan bahan baku untuk pembuatan bioavtur atau avtur ramah lingkungan.

"Butuh waktu. Teknologinya dibutuhkan," kata Budi.






(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads