Pemprov Gandeng PLN dalam Proyek Bus Listrik untuk Bangun SPKLU

Pemprov Gandeng PLN dalam Proyek Bus Listrik untuk Bangun SPKLU

I Wayan Sui Suadnyana, Aryo Mahendro - detikBali
Rabu, 24 Jul 2024 19:06 WIB
Manajer Strategi Pemasaran PLN UID Bali Ida Bagus Surya Respati (kanan) saat acara temu media di Denpasar, Rabu (24/7/2024). (Aryo Mahendro/detikBali)
Foto: Manajer Strategi Pemasaran PLN UID Bali Ida Bagus Surya Respati (kanan) saat acara temu media di Denpasar, Rabu (24/7/2024). (Aryo Mahendro/detikBali)
Denpasar -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) menggandeng PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali dalam proyek bus listrik wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) untuk membangun stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Kebutuhan SPKLU diperkirakan senilai Rp 30 juta hingga Rp 1,2 miliar per unit.

"(SPKL tipe) ultra fast charging itu (harganya sekitar) Rp 1,2 miliar. Yang eksisting (sudah ada di Denpasar), itu slow charging. (Unit) mesinnya saja (sekitar) Rp 30 juta," kata Manajer Strategi Pemasaran PLN UID Bali Ida Bagus Surya Respati di Denpasar, Rabu (24/7/2024).

Surya menjelaskan unit SPKLU tipe ultra fast charging mampu memasok daya listrik sebesar 50 kilowatt (Kw) hingga 200 Kw. Jika dengan infrastruktur pendukungnya, biaya yang dibutuhkan per SPKLU diperkirakan mencapai Rp 1,5 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada unit SPKLU yang lebih murah, yakni tipe medium. Tipe itu mampu memasok daya listrik sebesar 22 Kw hingga 50 Kw. Kemudian, tipe yang lebih murah adalah slow charging.

Tipe SPKLU low charging mampu memasok daya listrik mulai 7,5 Kw. SPKLU tipe itu yang kini sudah beredar di Denpasar. Harga per unitnya sekitar Rp 30 juta. Jika dengan infrastruktur pendukungnya, biaya yang dibutuhkan sekira Rp 50 juta per unit.

"Colokan (listriknya) kurang lebih sama. Sesuai dengan teknologi mobilnya. Di Indonesia kebanyakan ada tiga colokan. Colokan AC, itu kendaraan China. (Colokan) CCS 2 ini (biasanya digunakan untuk) kendaraan Taiwan, Jepang, Korea, dan Amerika. Ada juga (tipe colokan) ChadeMO," kata Surya.

Surya menjelaskan PLN UID Bali masih melakukan studi kelayakan. Studi kelayakan itu meneliti sejumlah aspek, termasuk rute terkait kebutuhan bus mengisi ulang daya listrik dan jumlah penumpangnya.

Selain itu, PLN UID Bali juga belum mendapat informasi lain terkait jenis bus yang akan dipakai. Jenis atau tipe bus sangat penting untuk memperhitungkan kebutuhan biaya untuk pengadaan unit SPKLU.




(hsa/hsa)

Hide Ads