Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar menargetkan pemberian 35 unit rumah layak huni (RLH) dalam program bedah rumah selama 2024. Puluhan RLH tersebut bakal menyasar warga miskin di Denpasar.
Kepala Dinas (Kadis) Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kota Denpasar I Gede Cipta Sudewa Atmaja menjelaskan jumlah tersebut terdiri atas bantuan RLH yang dilaksanakan pada anggaran induk dan anggaran perubahan 2024. Adapun nilai bantuan per unitnya sebesar Rp 75 juta.
"Pembangunan bedah rumah juga mengedepankan style Bali sebagai identitas budaya pada bangunan di Bali. Hal ini terbukti dengan tetap digunakannya ornamen Bali seperti ikuh celedu dan bentala pada bangunan atap," ujar Cipta dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, penetapan calon penerima telah melalui berbagai tahapan dan verifikasi. Hal ini mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Kemudian, untuk selanjutnya diverifikasi oleh tim dan dianggarkan oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan terkait pengerjaan fisik.
Cipta memastikan program bedah rumah atau perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) akan terus dilanjutkan. "Mudah-mudahan segala upaya untuk memenuhi kebutuhan perumahan berkelanjutan yang layak bagi masyarakat dapat dioptimalkan," katanya.
Sebelumnya, Pemkot Denpasar telah menyerahkan sembilan unit bantuan rumah layak huni lengkap dengan perabotan rumah tangga di dalamnya. Seperti kasur, seprei, kompor gas, gas LPG 3 kg hingga lemari kepada keluarga penerima bantuan.
Bantuan rumah layak huni tersebut diserahkan Wakil Wali Kota I Kadek Agus Arya Wibawa pada Jumat (5/7/2024). Adapun beberapa keluarga penerima bantuan tersebut, yakni I Nyoman Targa yang beralamat di Banjar Jenah Peguyangan, I Gusti Made Oka di Jalan Banteng, hingga Misnati di Jalan Antasura, Denpasar.
Arya Wibawa menuturkan pihaknya terus berkomitmen untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan perumahan atau hunian bagi masyarakat yang berstatus kurang mampu. Sehingga upaya untuk mengentaskan kemiskinan terintegrasi dapat dioptimalkan, termasuk penanganan kemiskinan ekstrem.
Menurutnya, selain memberikan bantuan fisik berupa bangunan, Pemkot Denpasar juga menggandeng berbagai pihak dalam melengkapi bantuan dengan perabot rumah tangga.
"Ke depan bantuan bedah rumah atau perbaikan rumah tidak layak huni menjadi layak huni secara bertahap akan kami tingkatkan. Termasuk juga bantuan perlengkapan rumah tangga," tandas Arya Wibawa.
(hsa/hsa)